Mengapa harus ada dua nama yang berbeda ?Mengapa orang Islam mengatakan nabi Isa dan orang Kristen mengatakan Tuhan Yesus?



Karena masalah sepele bisa berakibat fatal, oleh karena itu semua orang harus tahu serta mengakui dan memahami
sebutan
"yang hak"
terhadap status dari masing-masing nama tersebut, supaya tidak mengakibatkan
"salah paham" yang dapat  menimbulkan perselisihan!


Kalau mau membaca tulisan ini
terlebih dahulu pembaca dituntut
ketulusan hati
dan pikiran yang netral.


Tulisan ini bukan pelajaran Agama !




Nama seorang manusia yang sudah tidak ada lagi di dalam dunia, jika dibuat sejarah kehidupannya maka namanya tidak layak dirubah walaupun ditulis dalam berbagai macam bahasa.

Mengapa di dalam Al Quran nama tokoh yang menyinggung tentang Injil telah berubah?
Yaitu tidak sama dengan nama sesungguhnya yang sudah tertulis di Injil sebelum Al Quran diturunkan!
(Mengapa nama Yesus berubah drastis menjadi Isa ?)

Sedangkan Al Quran diturunkan di jazirah Arab terpaut  600 tahun lamanya setelah Injil dan berdekatan dengan bekas wilayah zaman Yesus Kristus !

Jadi apa tujuannya dengan perubahan drastis dari nama tersebut ?

Jika anda mau mengetahui maka lanjutkan untuk membacanya!





PERINGATAN !

Tulisan ini bukan untuk diperdebatkan, tetapi  untuk dipahami oleh setiap pribadi.
Tulisan ini menjelaskan tujuan Al Quran sesungguhnya seperti tersirat di Q.12:111.



http://siapaisa.blogspot.co.id





Sejak ada Al Quran, maka diantara umat Islam dan Kristen telah mengetahui ada sosok seorang tokoh yang berhubungan dengan Injil dikenal dengan dua nama yang berbeda. Dimana penyebutan salah satu dari kedua nama tersebut menggambarkan "waktu keberadaannya", contoh sosok dengan "jabatan / status nabi” adalah sebutan yang lazim bagi seorang manusia yang hidup dan mati "jasadnya tetap berada di alam dunia".

Dengan demikian jelas tujuan Al Quran diturunkan supaya semua orang tahu tentang "sebutan" disaat sekarang ini dan sampai selamanya terhadap anak Maryam yang sesungguhnya sudah tertulis di Injil,  yang sejak lahir bernama Yesus Kristus  yang telah bangkit dari antara orang mati dan "naik ke surga".

Oleh karena itu sampai hari ini  jika diperhatikan bahwa Al Quran secara tersamar menerangkan kepada  semua orang di dunia tentang  yang  "hak"  terhadap sebutan yang menyinggung status terhadap nama Yesus dan Isa yaitu:
Sekarang tidak lazim lagi menyebut anak Maria “nabi Yesus”,
tetapi menyebutNya dengan nama berbeda yaitu “nabi Isa”.

Hal itu  bertujuan secara tersamar supaya setiap orang berpikir kritis:
Bahwa memang benar nama Yesus Kristus sekarang ini bagi yang percaya kepadaNya tidak lagi disebut nabi, tetapi dengan sebutan Tuhan Yesus Kristus.

Oleh karena itu kalau tidak pernah membaca Injil, maka tidak akan pernah tahu asal usul tentang nama Yesus.


Mengapa Dia (Yesus Kristus) disebut Tuhan?

Jawabnya ada : Tertulis di AlKitab dan tersirat di dalam Al Quran !

Kitab Wahyu 22:13 > (Yesus sendiri yang berkata); 
Aku adalah.. Yang Awal dan Yang Akhir.”

Al Quran surat 57:3-4> (Allah yang berkata);  Dialah Yang Awal dan Yang Akhir  Yang  Zhahir  dan  Yang  Bathin......
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa… .

Dengan demikian jelas di ayat Q.57:3-4, bahwa Allah sendiri  menegaskan kepada para pembaca Al Quran bahwa: ada sosok yang ditunjuk yaitu Dia Yang Awal dan Yang Akhir  Yang  Zhahir (nampak)  dan  Yang Bathin (tidak nampak)  adalah pencipta langit dan bumi yang disebut Tuhan!

Semua orang Mu’min/Islam percaya bahwa Al Quran itu Firman Allah yang disampaikan oleh jibril, (karena jibril tidak berani merekayasa) maka sudah seharusnya percaya 100%  tentang sosok “Dia” yang dikatakan Allah  di Q.57:3-4  yaitu  menunjuk  kepada  “Dia  Yesus Kristus" yang tertulis di Wahyu.
Jadi kenyataannya bahwa: “Dia" adalah  Tuhan, sebab hanya Dia Yesus Kristus  yang keberadaannya  pernah terlihat (Zhahir) dan sekarang yang tidak terlihat lagi (Bathin).
Dia adalah  satu-satunya manusia yang pernah mengatakan "Akulah Yang Awal dan Yang Akhir" !

(Oleh karena itu tanpa membaca Al Kitab tidak akan tahu makna dari Q.57:3-4 ).

Itulah sebabnya bahwa Al Quran diturunkan bertujuan untuk menegaskan kembali siapakah yang disebut Tuhan itu. 
Karena ayat tersebut adanya di  “surat 57”, dimana surat tersebut  terletak tepat di tengah-tengah urutan surat Al Quran yang jumlahnya 114 surat.
Oleh karena itu secara tersamar Al Quran mencerminkan sebagai  "penengah / wasit" yang memberikan keputusan tentang status dari Anak Maria yaitu "Yesus Kristus" sebagai Tuhan,
 bagi siapa saja yang selalu berselisih / meragukan hal tersebut.


Jadi tujuan membaca Injil bagi orang Mu'min / Islam  (para pembaca Al Quran), agar benar-benar dapat memahami 
siapa yang sesungguhnya nama Isa Al Masih putra Maryam  yang sudah  "terlebih dahulu" tertulis di dalam Injil,
yang bernama Yesus Kristus !

Oleh karena itu himbauan membaca Injil jangan diremehkan (Q.5:68), karena sampai kapanpun tanpa membaca Injil Kristus dengan benar maka semua pembaca Al Quran tidak akan tahu siapa yang dimaksud “Dia yang berstatus Tuhan” yang dikatakan Allah tertulis  dalam surat-surat di Al Quran.




Jadi supaya tidak terjadi "Perdebatan" akibat dari kekeliruan maka semua orang harus tahu!

Membedakan kedua nama tersebut dari sudut pandang yang "Hak", supaya tidak mencampuradukkan antara yang hak dan bukan haknya, terhadap masing-masing:  nama 
"Isa" di  Al Quran dan "Yesus Kristus" di Injil.

Karena Allah Maha Tahu “Yang HAK”.
Maka tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang menyatakan
bahwa nabi Isa akan datang lagi diakhir zaman, dan tidak satupun
ayat Al Quran yang menyatakan dengan tegas bahwa nabi Isa disalib !

Hal itu disebabkan bahwa  nama yang “berHak” datang kembali  ke dunia pada peristiwa akhir zaman nanti dan 
nama yang “berHak” atas peristiwa penyaliban sesungguhnya yang telah terjadi, yaitu sosok yang hanya
bernama  "Yesus Kristus" yang terlebih dahulu sudah tertulis di Injil Kristus!
Karena nama Yesus merupakan nama asli yang sudah ditetapkan Allah yang diucapkan oleh malaikat sebelum Dia hadir ke dunia, tertulis di Injil, Lukas 1:31.


Dengan demikian nama "Isa" adalah nama samaran sebagai tokoh
nabi pembawa Injil di dalam Al Quran, karena nama tersebut
munculnya 600 tahun setelah era Yesus Kristus  di jazira arab !


Oleh karena itu semua ayat-ayat tentang Isa adalah: 
"ayat samar-samar" atau disebut  "ayat Mutasyaabihaat",
dimana jenis ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah bagi orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, seperti sudah dijelaskan di Q.3:7. Jadi jika tidak memahami ayat mutasyaabihaat maka tidak heran para pembaca Al Quran bisa memfitnah Yesus Kristus tidak disalib, walaupun tidak pernah membaca Injil Kristus !


Ket:Mengapa di dalam Al Quran  ada  ayat Mutasyaabihat ?

Jadi ayat Al Quran yang mengisahkan tentang Isa anak Maryam yang bertentangan dengan Injil, hal itu tidak dapat dipersalahkan, karena ayat-ayat tersebut tidak memakai nama asli yaitu "Yesus Kristus". 

Maka dapat disimpulkan bahwa Al Quran dengan "kisah Isanya" bertujuan untuk memfitnah dan menyindir orang orang Nasrani dizaman itu supaya iman mereka menjadi ragu terhadap keTuhanan Yesus Kristus yang sudah diyakininya, dan membuat orang-orang awam dizaman itu sampai dengan hari ini terpengaruh isi dari beberapa ayat Al Quran sehingga menjadi antipati terhadap Yesus Kristus yang tertulis di Injil Kristus.
Itulah sebabnya rasul Muhammad bersedih setelah menerima Al Quran, hal itu tersirat di Quran surat 5 ayat 68 kalimat terakhir.

Oleh karena itu bagi semua orang-orang Kristen dizaman sekarang ini jangan ambil pusing dengan ayat-ayat Al Quran tersebut, seperti peribahasa:  "Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu".


Dengan demikian jelas bahwa kisah "Isa dalam Al Quran" bukan kisah nyata dari kisah asli kehidupan Yesus Kristus yang merupakan "tokoh utama" dalam peristiwa penyaliban yang sudah terjadi dimasalalu ! 

Karena kedua nama tersebut menyinggung tentang "Kitab Injil".
Maka kita harus tahu tentang perbedaan dari kedua nama tersebut yaitu:
Kisah "Nama" siapakah "yang berhak" atas wewenang ke-Illahian?
Kisah "Nama" siapakah   pelaku sejarah dalam Injil yang sesungguhnya?


Oleh karena itu Al Quran  "cerita"  anak Maryam (Isa) dari sudut pandang sosok kemanusiaan saja, maka isi  Al Quran tentang Isa berbeda dengan  Injil. 
Kitab Injil  adalah "kisah nyata"  kehidupan  Yesus Kristus anak Maria   dari sudut sosok  manusia dan keIllahian !
Sehingga orang Mu'min / Islam yang sudah berpatokan dengan Al Quran maka akan sulit untuk memahami  perkataan Yesus di Injil  tentang   ke IllahianNya.


Jadi setiap orang jika tidak memahami ayat “Mutasyabihaat” maka tidak akan bisa  mengerti / menerangkan / menemukan tentang gambaran dari "sabda  Tuhan Yesus di Injil"  yang  tersirat  di  Al Quran !
Jadi tidak heran jika pandangan Islam tentang Yesus pasti berbeda, karena "nama Yesus" tidak tertulis di Al Quran.

Ketidaktahuan itulah merupakan akar permasalahan yang
menimbulkan kekeliruan sudut pandang para pembaca Al Quran
terhadap umat Kristen, sehingga sebagian besar
umat Islam selalu "mempermasalahkan" tentang keImanan (yang diyakini) umat  Kristiani di dunia sampai hari ini !



Jadi memang  jelas dizaman Al Quran diturunkan nama asli Yesus Kristus sudah tidak layak lagi disebut nabi !

Sebab sejak "Yesus" naik ke sorga dan telah berjanji suatu saat akan datang kembali ke-dunia "untuk mengumpulkan  kita semua"! (Injil Matius 25:31-32)
Dengan demikian karena sekarang "Yesus" sudah
di sorga dan berkuasa akan datang kembali ke dunia, maka "Dia" adalah Tuhan. Oleh karena sekarang "Dia" sudah berada  disana maka dengan pasti sudah tahu waktu / tanggal  kedatanganNya kembali !
Jadi dapat dipastikan bahwa manusia Yesus Kristus disebut Tuhan  sejak masa  kebangkitan-Nya sampai sekarang dan selamanya.

Dimana Dia Yesus dihari kiamat nanti akan mengumpulkan kita semua.

Tersirat di Matius 25:31-32, yaitu;  ayat 31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemulyaan-Nya  dan  semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan  di  hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

Itulah sebabnya dihari kiamat nanti "yang bertugas mengumpulkan kita semua adalah Tuhan" ditegaskan di Al Quran (Q.34:26)

Q.34:26 ; Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".

(qul yajma'u bainanā rabbunā ṡumma yaftaḥu bainanā bil-ḥaqq, wa huwal-fattāḥul-'alīm)


Ayat tersebut bertujuan supaya semua orang Islam yang sudah mengikuti petunjuk untuk membaca Injil (Q.5:68), agar tahu bahwa Yesus yang akan bertugas "mengumpulkan" kita dihari kiamat bukan lagi disebut Anak Manusia ! Tetapi harus menyebutnya>  katakanlah: "Tuhan kita"!


Itulah bukti bahwa Allah Maha Baik tidak akan
mempersulit umatNYA  untuk memahami ayat-ayat Al Quran supaya mengetahui siapa Tuhan itu.





Jadi tidak heran di Al Quran "nabi" pembawa Injil memakai nama lain. Karena pada saat Al Quran diturunkan nama Yesus sudah tidak layak lagi disebut nabi !

Oleh karena itu Al Quran untuk mengisahkan nabi-nabi dengan masing-masing kitabnya, yaitu tertulis:
Untuk Kitab Taurat tertulis dengan "nabi Musa".
- Untuk Kitab Injil bukan tertulis nabi Yesus melainkan tertulis "nabi Isa".

Maka secara "tersamar" Al Quran sudah mengajarkan kebenaran tersebut, hal itu terbukti dimana sampai hari ini semua orang di seluruh dunia dan terutama orang Mumin/Islam
mereka tidak lazim menyebut "nabi Yesus"!


Hal itu bisa dibuktikan dimana hampir semua orang Mu'min kalau mau  menyebut nama Yesus pada umumnya "tersamar" yaitu hanya menyebut   "statusnya" saja dengan sebutan:  "Tuhannya orang Kristen"
(yang sesungguhnya "Tuhan Yesus").
Begitupun orang Islam yang radikal setelah mereka percaya kepada Yesus, maka kalau mereka berdoa menyebutnya "Tuhan Yesus", bukan Tuhan Isa !

Kebenaran tersebut nyata hingga saat ini, tetapi jika tidak memahaminya, maka akan dapat menimbulkan masalah bagi orang yang hanya membaca Al Quran saja!

Jadi hampir semua orang Islam hanya tahu nama "Isa"saja, maka tanpa disadari akan terpola secara permanen dalam pikirannya bahwa nabi pembawa Injil dengan nama Isa hanya sosok "anak manusia saja", jadi dari dasar pemahaman tersebut  dengan pasti yang bersangkutan / orang-orang Islam berpendapat:
Bahwa orang kristen salah karena  mempertuhankan "anak manusia".
Pendapat tersebut terjadi sampai saat ini !
Sehingga pembaca Al Quran (orang Islam) dapat berasumsi bahwa orang Kristen dianggap sesat karena musyrik /bahkan dianggap "kafir" !
Sehingga timbul arogansi pribadi  "Akulah yang paling benar".

Karena pembaca Al Quran keliru sehingga beranggapan Kristen (pengikut Kristus) sesat,  maka hal itu dapat menimbulkan efek benci terhadap nama Yesus Kristus tanpa alasan dengan demikian yang bersangkutan bisa disebut "anti Kristus". Akibatnya yang bersangkutan sampai ajal pun enggan untuk mencari tahu siapakah sosok “Yesus Kristus” di Injil  yang sesungguhnya setelah Dia kembali ke Sorga?

Oleh karena itu hampir semua orang Islam yang anti terhadap Yesus Kristus, mereka suka bahkan berani menghujat Yesus, tetapi tidak suka menghujat Isa, hal itu membuktikan bahwa Yesus dan Isa berbeda! 

Ket: Dalam Al Kitab 1Yahya.4:3 bahasa Indonesia cetakan tahun 1961, bahwa "roh anti Kristus" disebut "roh si Dadjal"

Kekeliruan tersebut membuat para pembaca Al Quran  tidak akan tahu: Siapa yang sesungguhnya disebut sosok
"Manusia Illahi"?, yang sudah disimpulkan di Q.114:3 yaitu "Illahin naas".

Sehingga pembaca tanpa sadar mengabaikan makna dari Al Quran (tersirat di Q.36:69) yang merupakan "pelajaran" supaya pembaca tahu siapa Tuhanmu dan siapa Allah (tersirat di Q.7:206), serta mengabaikan "peringatan akan penyesalan" bagi mereka yang semasa hidupnya telah menyangkal Tuhan yang pernah berjanji akan membangkitkannya dihari kiamat ! (tersirat di Q.36:52). 


Ketidaktahuan tersebut yang terjadi dalam pikiran orang Mu'min / Islam akan menimbulkan kekeliruan dan kesulitan untuk memahami isi dari Injil Kristus !


Contoh: "Sabda Yesus" di Matius 10:32 ; Setiap orang yang mengakui  Aku  di depan manusia, Aku  juga  akan  mengakuinya di depan  BapaKu  yang  di sorga.
Matius 10:33 ; Tetapi  barangsiapa  menyangkal  Aku  di  depan  manusia,  Aku  juga  akan  menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga”.
                                  
"Sabda Yesus" pada ayat diatas menggambarkan bahwa Dia bagaikan "seorang saksi kunci" di dalam persidangan besar di hari kiamat nanti,  akan memberikan kesaksian di depan Allah terhadap setiap pribadi manusia yang  "mengakui atau menyangkal" diriNya sewaktu hidup di dunia.
Dengan demikian jelas dihari penghakiman nanti Yesus sebagai "pembela" bagi setiap pribadi manusia yang tidak menyangkalNya !


Oleh karena itu Al Quran surat AN NISAA’ ayat 159, menegaskan kembali bahwa sosok anak Maryam (bernama Isa) akan menjadi “ saksi” di hari kiamat !


Jadi penegasan nabi Isa akan menjadi saksi yang tertulis di surat 4. AN NISAA  ayat 159 merupakan kesimpulan  dari "sabda Yesus" yang tertulis di Injil Matius 10:32-33, hal ini yang tidak diketahui oleh pembaca Al Quran karena tidak membaca Injil dengan hati yang tulus.




Karena ketidaktahuan tentang "siapa Isa" yang sesungguhnya, maka dapat berakibat fatal bagi hubungan sesama manusia di dunia ini  serta terhadap "pribadi" setiap orang yang hanya membaca Al Quran saja,  bahkan yang bersangkutan tanpa sadar bisa  menyangkal / tidak percaya bahwaAllah Maha Adil !”


Coba perhatikan ayat dibawah ini:


Q.69:50
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar  menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).


Jadi:
Siapakah “orang-orang kafir” yang akan menyesali Al Quran di akhirat ?


Jawabannya:
Karena “Allah Maha Adil” : Maka tidaklah mungkin
Al Quran diturunkan kemudian akan disesali oleh
orang-orang yang bukan pemegangnya.

Jadi jelas, nanti orang-orang yang menyesali Al Quran hanya para pembacanya saja, hal itu memang sudah tersirat di Q.5:68 kalimat terakhir bahwa "kekafiran" bertambah-tambah, hal itu disebabkan  karena dari generasi - kegenerasi para pembacanya tidak mau mencari tahu "yang hak !"

Oleh karena itu kita sangat keliru jika berpendapat bahwa nanti di akhirat yang menyesali Al Quran adalah orang-orang diluar Islam!

Sampai saat ini semua orang Mu'min / Islam  para pembaca  Al Quran sangat meyakini bahwa Allah Maha Adil”.
Tetapi kenyataannya hampir semua belum memahami siapa yang di katakan “kafir” di akhirat nanti seperti yang sudah tertulis dalam ayat Al Quran di Q.69:50, akibatnya segala ayat-ayat yang bermakna perintah “untuk membunuh orang kafir” sangat riskan bagi pembacanya bahkan bisa menjadi boomerang bagi yang bersangkutan.

Dengan demikian tidak heran atas kekeliruan tersebut dapat membuat ayat Al Quran  yang  bernada perintah:
“untuk membunuh orang kafir” ditelan mentah-mentah tanpa disadarinya sehingga mereka bersemangat untuk menjalankan perintah tersebut,  kemudian terjadilah eksekusi” diri sendiri (bom bunuh diri) yang artinya target utama dirinya sendiri yang paling pertama dibunuhnya !
Itulah bukti bahwa "dirinya'lah yang kafir" karena pasti terbunuh lebih dahulu, sedangkan efek dari ledakkan tersebut baru akan membunuh atau melukai orang lain.



Itulah sebabnya mengapa sampai hari ini peristiwa "Bom bunuh diri di tempat umum” mayoritas para pelakunya dari kaum "yang mempelajari Al Quran" ? 
 
Hal itu akibat mereka tidak memahami
"siapa yang disebut kafir" sehingga mereka berpendapat 
"akulah yang paling benar".

Karena mereka dasarnya sudah keliru sehingga mudah tergiur  untuk "mati syahid", serta terlena akan imbalan sorga dengan para bidadari,

maka ayat
 Al Quran yang bernada perintah:
“bunuhlah orang kafir"
 menjadi boomerang bagi
mereka yang melaksanakannya.
(Ironisnya mayoritas pelaku “Bom bunuh diri” tidak percaya Injil Kristus,  maka dipastikan “kafir”
terhadap anak Maria yang bernama Yesus Kristus).

Jadi, pribadi / kelompok apapun yang melakukan ajaran “Bom bunuh diri” dengan alasan perintah dari Al Quran, mereka adalah “para jihadis keliru”,  sebab tidak ada satu pun ayat  Al Quran yang membenarkan tindakan bunuh diri !
Setelah bunuh diri maka "ajal menjemputnya" dengan demikian  di akhirat  Al Quran  menjadi penyesalan bagi yang bersangkutan, karena semasa hidupnya  Al Quran hanya dilafalkan saja, tidak dipelajari arti dari makna ayat-ayatnya dengan teliti dan tidak dilandasi pikiran yang positif serta tidak kembali pada fitrahnya disaat mengkaji. (tersirat di Q.69:50). 

Mengapa ayat-ayat  Al Quran yang "bernada perintah" untuk memerangi orang kafir  dengan mudah dianggap benar ?
Hal itu disebabkan ayat-ayat tersebut mengandung misteri ghaib,  sehingga rentan terhadap gangguan dari kuasa kegelapan / syaitan  yang mempengaruhi otak pikiran dan tindakan setiap orang yang mengkajinya.
Keadaan tersebut akan "melumpuhkan akal sehat"  yang bersangkutan tanpa pandang bulu sekalipun mereka berpendidikan tinggi.
Biasanya orang-orang tersebut merupakan penganut dari kelompok  
"Ideologi Salah Lumpuhkan Akal Manusia".
Dimana Ideologi tersebut timbul dari hasil pengkajian Al Quran yang disesatkan oleh syaitan yang jahat, dengan cara dipengaruhi dalam pikirannya bahwa Isa hanyalah manusia biasa, sehingga yang bersangkutan memfitnah / menolak sosok Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia.

Oleh sebab itu pengaruh tersebut tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia karena menghasilkan
"Ideologi yang salah / Radikalisme",  yaitu bertujuan membinasakan  manusia ciptaan / milik Allah!
Hal itu terbukti dengan tindakan yang sangat kejam yaitu membunuh dirinya sendiri dan orang lain dengan cara apapun juga yang bisa dilakukan oleh yang bersangkutan !

Ironisnya setiap pribadi manusia yang sudah terpapar akut "Ideologi sesat / Radikalisme" tersebut, biasanya mereka berkelakuan santun sehingga bagaikan "musang berbulu domba", hal itu bertujuan agar niat jahatnya terlaksana dengan mulus tanpa rintangan, yaitu melakukan bunuh diri tidak untuk dirinya saja tetapi mengikutsertakan orang lain yang tidak bersalah  dijadikan korban sebanyak-banyaknya.
Oleh karena itu paham radikalisme tersebut sangat berbahaya jika terpapar pada orang-orang yang memegang kendali alat transportasi umum.

Jadi kalau semakin banyak orang di dunia ini terpengaruh paham radikal, maka akan berakibat semua umat Islam awam dan Kristen / umat manusia lenyap dari bumi ini, sebab mereka menjadi korban atas cara "tindakan bunuh diri" tersebut, hal itulah yang dikehendaki syaitan / Iblis!
Ket: Ironisnya hampir semua orang "Islam awam" tanpa disadari pro terhadap radikalisme.

 Oleh karena itu kalau mau membaca Al Quran ada rambu-rambu peringatan agar berhati-hati dari gangguan syaitan yang terkutuk, tersirat di Q.16:98.

Q.16:98, Fa-idzaa qara'tal-qur-aana fasta'idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim

      
Q.16:98, Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.



Jadi jelas syaitan adalah musuh utama yang selalu hadir untuk mengganggu orang Mu’min / Islam padasaat membaca Al Quran !
Hal inilah yang diremehkan oleh pembaca Al Quran !
(tersirat di Q.25:30)

Karena peringatan di Q.16:98 tidak dipahami, maka banyak orang yang keliru setelah mendalami Al Quran, sehingga beranggapan bahwa: "pemikiran dan tindakan radikalnya" merupakan perintah dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang !

Jadi apa yang diyakini oleh setiap pribadi dalam kelompok radikal /teroris biasanya bersifat kejam, karena tanpa mereka sadari bahwa hal itu akibat pengaruh kekuatan "ghaib jahat / syaitan" yang bertentangan dengan
"Allah Yang Maha Pengasih".


Karena pikirannya sudah dikuasai oleh kekuatan ghaib jahat maka pribadi yang bersangkutan enggan untuk kembali bertaubat, bahkan akan sulit  untuk menjalani proses "deradikalisasi", kecuali hanya kesadaran / kemauan dari pribadi yang bersangkutan yaitu dengan jalan ber-doa meminta kepada Tuhan untuk membebaskan diri dari pengaruh kuasa syaitan, hal itu sudah diingatkan dalam Firman  Allah swt, tersirat di Q.16:99.


Q.16:99, Sesungguhnya syaitan tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.


Jadi ayat Q.16:98-99 membuktikan bahwa "pribadi pembaca" Al Quran dasarnya belum beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya yang berkuasa atas syaitan yang jahat !
Hal itu akan berakibat rentan dari gangguan syaitan, maka pembaca Al Quran mudah menjadi sesat dalam penafsiran sehingga timbul Ideologi yang salah / Radikalisme !


Hal yang membuat pembaca Al Quran belum percaya kepada Tuhannya, karena tanpa disadari oleh hampir semua orang Mu'min / Islam bahwa pikirannya sudah terkunci dengan pemahaman secara harfiah yaitu kalimat yang berbunyi:
“Tidak ada Tuhan selain Allah”, sehingga makna hakiki yang tertulis dalam Al Quran   yaitu  siapa  "Dia"  yang bestatus  Tuhan ?  tidak dipahaminya.
Maka berakibat hampir semua umat Mu’min / Islam tidak tahu dan tidak akan mau tahu lagi bahkan menolak  siapa yang dimaksud “Tuhannya” yang dikatakan Allah dalam FirmanNya di Q.16:99, Q.7:206 dan  di ayat-ayat lainnya.





Jadi tidak mengherankan karena Allah Maha Tahu, maka di dalam surat 5 AL MAAIDAH : 68 sudah diingatkan kepada rasul Muhammad (kalimat terakhir) bahwa apa yang diturunkan kepadanya akan menambah kekafiran ! Keadaan tersebut terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia sampai saat ini  dari generasi ke generasi !

Hal itu disebabkan pada kalimat sebelumnya dalam ayat tersebut sudah dihimbau untuk membaca Injil, tetapi dengan pengaruh issue yang tidak jelas tanpa ada bukti yang sah  (“katanya Injil sekarang sudah tidak asli !”) maka semua umat Mu’min tidak mau membaca Injil, jadi semua umat Muslim / Islam tidak akan tahu karena tidak mau mencari tahu tentang yang “Hak” terhadap nama siapa yang berhak atas wewenang Allah dan kisah nyata yang sebenarnya ?



Itulah sebabnya Al Quran surat 5 ayat 68 pada kalimat terakhir Allah menghimbau supaya rasul Muhammad jangan bersedih hati kepada orang-orang awam dizaman itu dan sampai saat ini yang “menjadi kafir kepada Yesus Kristus” setelah “mereka” membaca Al Quran dengan tidak teliti !

(Ingat! Semua umat Islam dan Kristen percaya kepada Allah (Sang Haliq), jadi orang disebut "kafir" bukan kepada Allah! Tetapi kepada Tuhannya).
Oleh karena itu kalau orang Kristen disebut kafir kepada siapa???
Sebab mereka percaya Allah dan juga percaya kepada "Yesus Kristus Tuhannya".
Dengan demikian jelas  "sebutan kafir"  yaitu untuk pribadi setiap orang yang tidak percaya / menyangkal kepada "Tuhannya".

Jadi tidak heran kalau "mualaf" bertambah-tambah dari generasi kegenerasi, sebab orang-orang Kristen sekarang ini yang sudah percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhannya, kemudian setelah mereka  membaca Al Quran karena tidak teliti sehingga lupa membedakan "nama yang hak"akibatnya mereka bingung sehingga ikut terobsesi bahwa nama "Yesus" sama dengan nam"Isa". Dengan demikian yang bersangkutan keliru (karena terpaku dari sisi kemanusiaannya saja / "Nabi Isa a.s"). Akibatnya fatal bagi meraka karena bisa menyangkal / mengingkari Tuhannya yaitu Yesus Kristus yang sudah lama diyakininya. 

Dengan demikian jelas bahwa merekalah yang disebut "Mualaf" sebagai orang-orang "durhaka" karena mengingkari / menyangkal Tuhannya.
(Hal itu seperti kisah legenda dari Sumatra Barat yaitu:  "anak durhaka  Malin Kundang" menyangkal ibunya)


Jadi jelas mereka yang meninggalkan Iman Kristen bukan dikatagorikan sebagai "domba yang hilang", melainkan lebih layak disebut "domba yang kabur" !
Karena orang kabur tahu jalan pulang !


Itulah bukti kebenaran Al Quran surat.5.AL MAAIDAH:68 sudah memprediksikan bahwa kedurhakaan dan kekafiran akan bertambah-tambah, hal itu terus bermunculan dari  "mereka"  yang asal baca /tidak teliti
(terhadap ayat mutasyaabihaat) dari masa ke masa.



Jadi kebenaran yang sudah tersirat  di  Q.5:68  tentang makin banyaknya para "manusia durhaka"  ("Mualaf" yang mengingkari Tuhannya")  
setelah Al Quran beredar, hal itu tidak terbantahkan lagi.


Sebab jelas karena  Allah "Maha Adil", maka

tidak mungkin orang-orang yang bukan 

pemegangnya atau mereka yang tidak tahu 

menahu tentang Al Quran menjadi durhaka 

atau kafir.






Kesimpulan: Diawal Al Quran diturunkan kepada rasul Muhammad kemudian tersebar di jazirah arab, maka disaat itu yang membacanya kebanyakan mereka kaum Yahudi dan nasrani karena pengikut rasul Muhammad saat itu belum sebanyak jumlah mereka. 
Maka dengan seiring berjalannya waktu, oleh karena itu kedurhakaan dan kekafiran bertambah tambah  ("kebanyakan dari mereka” Yahudi, Nasrani dan orang-orang awam / netral) setelah membaca Al Quran. Sehingga rasul Muhammad-pun bersedih hati terhadap orang-orang yang menjadi kafir itu.
Jadi dizaman itu, orang-orang pemegang Injil saja (orang Nasrani)  bisa terpengaruh ayat-ayat  Mutasyaabihaat  di Al Quran, sehingga bisa  menjadi kafir kepada Yesus Kristus anak Maria (yang terlebih dahulu sudah tertulis di Injil), apalagi orang-orang awam?
Tersirat di Q.5:68.





Q.5:68
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.





Ingat ! “Allah Maha Adil”, maka tidaklah mungkin Al Quran diturunkan membuat orang-orang (diluar Islam) yang tidak membaca Al Quran menjadi
“durhaka maupun kafir”.


Inilah bukti kebenaran isi yang tersirat dari salah satu ayat Al Quran (Q.5:68) yang kenyataannya tidak dapat disangkal lagi, bahwa dari generasi ke generasi dahulu sampai hari ini, hampir semua orang Mu'min / Islam pembaca Al Quran tidak mau percaya / kafir  kepada putra Maryam yang sesungguhnya yaitu  Yesus Kristus  yang telah diberikan kuasa oleh Allah atas Sorga dan Bumi !  Hal itu disebabkan karena terobsesi oleh sosok "nabi Isa"  dalam  Al Quran, dimana "nabi Isa" hanya gambaran sosok manusia biasa yang suci !


Ingat! Kalau mengacu dari isi ayat di Q.5:68, maka semua orang  yaitu  "Ahli kitab" serta "orang awam" yang mengaku beragama haruslah menegakkan ajaran yang tertulis di Injil, karena di dalamnya terdapat ajaran dari Yesus Kristus tentang
Kasih terhadap sesama.
Dengan demikian menurut ayat tersebut bahwa Kitab Injil untuk semua orang !
Kalau Injil sekarang diisukan palsu sehingga hampir semua orang Mu’min menolak / meremehkannya, berarti semua  orang Mu'min   di dunia ini tidak dipandang beragama sedikitpun !



Jadi akar permasalahannya yaitu semua pembaca Al Quran “tidak tahu bedanya” siapa “Yesus Kristus” di Injil dan siapa “Isa”  di Al Quran, sehingga jika diperhatikan sekarang sulit untuk mempersatukan sudut pandang umat manusia di dunia karena: Timbul pembicaraan gambaran  tokoh yang menyinggung tentang Injil  dengan dua (2) nama yang berbeda !

Jadi pada "hakekatnya" nama Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan Isa !
Karena nama Yesus merupakan nama asli yang sudah ditetapkan Allah sebelum Dia hadir ke dunia (Lukas 1:31), oleh karena itu di dalam Injil Kristus tidak lazim  menggunakan nama Isa!

Tetapi nama Isa boleh saja disamakan dengan Yesus, karena di dalam Al Quran bahwa nama Isa menyinggung tentang Injil.
Ditegaskan di Q5.46 >> ....... Isa dengan Injilnya...  .
Jadi nama Isa di Al Quran hanya gambaran kemanusiaan dari Yesus.

Ingat, di dalam dunia ini hanya ada satu Injil
yaitu: "Injil Kristus"
jadi tidak ada yang disebut "Injil Isa", apalagi "Injil Barnabas"!




Kesimpulan:

Al Quran secara tersamar membenarkan bahwa dimasa lalu  pernah hadir ke dunia sosok Anak manusia yang terjadi bukan dari hasil pembuahan (peranakan) manusia seperti yang sudah tertulis di dalam kitab Injil.  Dimana ditegaskan bahwa Manusia tersebut  bukanlah sosok  nabi pada umumnya seperti jasadnya tidak ada lagi di dunia tetapi kembali ke sorga.


Disinilah kita harus pahami, di Al Quran sosok nabi tersebut tidak ditulis dengan nama Yesus Kristus seperti sudah tertulis di kitab terdahulu (Injil) melainkan dengan nama Isa Al Masih.



Jadi kita harus tahu sebutan yang "HAK" terhadap nama Yesus Kristus:

Tidak ada yang menyebut nabi Yesus tetapi
nabi Isa !

Tidak ada yang menyebut Tuhan Isa tetapi
Tuhan Yesus !



Oleh karena itu perlu ditegaskan bahwa:

Allah adalah "ROH".

Maka bunyi dari sebuah nama adalah

"kunci" kehadiran roh yang disapa.


Jadi:

Yesus Kristus yang sudah disorga

bukanlah Isa di Al Quran!



Jadi orang  Mu'min / Islam  menyangkal ketuhanan Yesus Kristus karena terobsesi dengan "nama Isa" seorang putra Maryam yang hanya cerita dari sifat kemanusiaan saja.

Dan bagi orang Mu'min yang sudah membaca Injilpun sulit untuk memahami mengapa Yesus disebut Tuhan.
Hal itupun disebabkan yang bersangkutan terpaku dengan kisah Yesus yang menggambarkan bahwa Dia melakukan aktivitas manusia pada umumnya seperti: makan, minum, memberikan pengajaran, berdoa.
Gambaran aktivitas manusia dari anak Maria itulah yang mengganjal pikiran setiap orang Islam yang membaca Injil.
Oleh karena itu Al Quran menegaskan supaya manusia gak usah memusingkan hal itu, maka dengan ayat di Q.19:17 menegaskan bahwa anak Maryam adalah jelmaan dari Roh Allah sendiri.
Maksud dari ayat tersebut supaya pembaca berpikir, bahwa walaupun keberadaan Dia dahulu waktu di dunia sebagai manusia, hal itu tidak perlu diragukan lagi siapa Dia ?  Sebab Dia adalah Manusia Illahi !

 





Karena umat Islam tidak bisa membedakan yang hakiki antara Isa dan Yesus, maka mereka sulit untuk memahami paham Kristen !

Dengan demikian tidak heran kalau semua umat Islam percaya siksa kubur setelah ajal menjemputnya, sebab mereka tidak mengenal sosok Yesus Kristus sebagai juru selamatnya.
Hal itu disebabkan di dalam Al Quran tidak ada nama Yesus Kristus !
(Jadi membaca Injil atau mendengar pemberitaan Injil sangat penting!)

Oleh karena itu semua umat Islam tidak akan memahami sabda yang pernah dikatakan rasul Muhammad yaitu di Hadits Shahih Bukhari 1557:
….Tiada tinggal dalam neraka kecuali mereka yang dipenjarakan Quran dan mesti kekal di dalamnya.



Mengapa rasul Muhammad mengatakan seperti itu ?
Jawabnya: Sabda beliau suatu peringatan bagi umatnya yang tidak mau membaca Injil  karena Al Quran akan memenjarakan pikiran umatnya, sehingga "membahayakan" keadaan umatnya setelah ajal menjemput mereka, hal itu disebabkan karena menyangkal sosok “Yesus”/ Tuhan  yang akan membangkitkan mereka. 

Penyangkalan itulah yang akan membuat umatnya "celaka"  dihari berbangkit  karena  tertinggal dalam siksa kubur selamanya / neraka ! Tersirat di surat YAA SIIN (Q.36;52).


Q.36. YAA SIIN : 52 ;  Mereka  berkata: “Aduhai  celakalah  kami!  Siapakah  yang membangkitkan kami dari  tempat tidur  kami  (kubur)?”  Inilah  yang  dijanjikan  (Tuhan)  Yang  Maha  pemurah  dan  benarlah  Rasul-rasul(Nya).


Makna ayat tersebut menggambarkan penyesalan orang Mu'min  yang berada  di "liang lahat" padasaat hari berbangkit, karena tidak beriman kepada Tuhannya. Dimana semasa hidupnya sudah pernah "mendengar berita Injil" bahwa yang telah berjanji dihari berbangkit adalah Tuhan Yesus, dan mereka juga tahu ada rasul lain selain  "rasul Muhammad"  yang pernah menjelaskan hal itu, yaitu  "rasul Paulus"  yang terlebih dahulu menjelaskan tentang keadaan orang-orang pada hari berbangkit.
Tertulis di 1 Tesalonika 4:16. 

Tetapi karena terpola dalam pikirannya bahwa anak Maryam bernama Isa adalah manusia biasa, maka mereka salah paham sehingga tidak mau percaya walaupun sudah mendengar berita Injil: bahwa sosok dengan nama Yesus Kristus adalah "Tuhan dan juruselamat manusia",  karena Dia yang berkuasa membangkitkan manusia dari alam kubur
untuk mengantarkannya
kehadapan Allah di sorga!

Jadi jika menolak Yesus Kristus maka
tidak ikut dibangkitkan untuk dikumpulkan di
"Padang Mahsyar", dengan demikian segala perbuatan "amal salehnya" dihadapan Allah menjadi sia-sia sehingga tergambar bagaikan debu berterbangan.

Tersirat di surat.25 AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

(Makna Q.36 : 52 dan Q.25 : 23, tersamar membenarkan ayat di Titus 3 : 4, 5 & 6).

Oleh karena itu kita selalu membacakan surat YAA SIIN  pada saat ada kerabat yang meninggal dunia, hal itu supaya makna ayat tersebut disadari bagi yang masih hidup.




Jadi ayat Al Quran (Q.36:52) yang menyatakan orang-orang Mu’min celaka dihari kiamat, hal itu hanya merupakan peringatan saja supaya selagi masih hidup di dunia kitab Al Quran harus dipelajari dengan cara dikaji, jadi bukan sekedar dilafalkan saja tanpa dimengerti agar dihari kiamat nanti tidak termasuk orang-orang yang merugi.


(Q.36:52 dan Q.25:23 tersirat: Amal yang  sia-sia bagi orang tidak percaya "juruselamat" dan ayat tersebut tersamar membenarkan jika  hidup berbuat kasih serta sampai mati tetap  percaya Yesus, maka mati-pun tidak sia-sia karena kelak  akan dibangkitkan untuk menuai keuntungan/  AlKitab di FILIPI 1:21)


Kesimpulan: Bahwa amal ibadah tidak bisa "membawanya" orang ke sorga, karena amal ibadah hanya merupakan "nilai pahala" bagi setiap orang setelah "sampai" di pintu sorga.




Dengan demikian jelas bahwa rasul Paulus dan rasul Muhammad masing-masing  mempunyai tujuan memperingatkan umat manusia dizamannya  seperti yang tertulis dalam kitabnya masing-masing, yaitu memberikan  gambaran keadaan nasib umat manusia pada saat hari berbangkit nanti.

Dimana rasul Paulus terlebih dahulu memperingatkan umat manusia yang sudah percaya Yesus sebagai juruselamatnya dan menyebutNya “Tuhan Tuhan” yang telah membawanya ke hadapan Allah di sorga, tetapi selagi hidup di dunia tidak melakukan kehendak Allah Bapa disorga ( tersirat di Injil Matius 7 : 21) sehingga yang bersangkutan sia-sia kehadirannya di hadapan Allah  karena tidak ada perbuatan kasih / amal yang mereka kerjakan sebagai nilai pahala untuk masuk mendapatkan tempat di Sorga.
Oleh karena itu rasul Paulus mengatakan: Iman tanpa perbuatan mati !

Begitu pula 600 tahun kemudian rasul Muhammad memperingatkan umatnya (tersirat di surat 36. YAA SIIN :51-52) padasaat hari berbangkit umatnya (orang mu’min) tidak dapat hadir dihadapan Allahkarena tidak ikut dibangkitkan oleh Tuhan yang telah berjanji, sehingga amal  yang sudah mereka kerjakan selagi hidup di dunia  akan sia-sia dihadapan Allah  bagaikan debu berterbangan (Q.25:23).

Kesimpulan:
Jadi semua agama menawarkan sorga bagi umatnya, tetapi yang perlu diketahui dan disadari bahwa:  Orang Kristen walaupun sudah percaya Yesus tetapi tidak mengerjakan amal, maka akan sia-sia, begitu pula bagi orang Yahudi dan orang Mu'min / Islam yang sudah mengerjakan amal tetapi tidak percaya / menyangkal Yesus sebagai Tuhan (yang telah berjanji akan membangkitkannya) maka akan sia-sia juga dihari berbangkit nanti !
Oleh karena itu tujuan ayat-ayat peringatan dalam kitab masing-masing supaya umat manusia jangan mudah terlena oleh kebenaran yang sudah diyakininya.
Karena penilaian kebenaran / akhlak baik manusia hanya di hadapan Allah, oleh karena itu perlu "Sosok yang diberi kuasa untuk membawanya" ke hadapan Allah.
   
Dengan demikian jelas berdasarkan apa yang tersirat di Al Quran  surat 36 YAA SIIN :52 dan Injil Matius 7 :21 , dimana masing-masing ayat tersebut bermakna sebuah peringatan yang harus dipahami. Bahwa tanpa percaya kepada "Tuhan" Yesus dan tanpa melakukan perbuatan "amal", maka tidak akan bisa masuk kedalam Sorga.
Jadi keduanya Mutlak yaitu harus percaya "Tuhan Yesus" dengan disertai berbuat "Amal".

Karena manusia hidup di dunia nyata dan Sorga di alam bathin, maka antara percaya Yesus Kristus dan perbuatan amal, "ibarat dua tiket" yang harus kita miliki yaituTiket Transpotasi yang "membawa" ke area Sorga dan tiket "masuk" ke Sorga.

Jadi syarat untuk "sampai" dan kemudian "masuk" ke dalam Sorga itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. 




Oleh karena itu supaya amal yang kita kerjakan tidak sia-sia karena tidak dapat datang ke hadapan Allah dihari kiamat, maka kita harus mencari tahu siapa yang dikatakan Allah dalam ayat-ayat Al Quran dengan sebutan: "Dia yang berstatus Tuhan yang berkuasa dihari berbangkit" ?

Jawabnya: Tersirat di Injil Yohanes 6:39. yaitu; Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supayaKu bangkitkan pada akhir zaman.

(itulah janjiNya waktu masih berwujud manusia dan sekarang yang disebut "Tuhan" Yesus) dan tergambar di Al Quran surat 36:52. (Quran cetakan dept Agama RI 1982)


Tersirat di Injil Yohanes  14:6. yaitu;
 Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak  ada  seorangpun  yang  datang  kepada  Bapa, kalau tidak  melalui  Aku. (itulah janjiNya waktu masih berwujud manusia) dan tergambar di Al Quran surat 43:61. (Quran cetakan dept Agama RI 1982)


Dengan demikian jelas bahwa Yesus Kristus sebagai perantara hubungan manusia kepada Allah, pada saat hari berbangkit  Dia yang akan membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya,  sehingga Dia’lah yang disebut sebagai  “jembatan keselamatan”.


Maka dari itu semua orang Mu’min harus tahu yang “hak” terhadap nama Yesus dan Isa, sehingga secara pribadi dapat menentukan sikap mau percaya atau tidak kepada yang "bernama"  Yesus Kristus Sang juruselamat (tergambar manusia “Isa”).
Dimana sosok Dia adalah ciptaan Allah langsung melalui rahim Maryam (tanpa air mani / tidak terjadi dari proses "diperanakan") dengan tujuan untuk menghadirkan kembali sosok seorang  “Manusia Suci”, karena semua orang di dunia ini dari mulai nabi  Adam pasti telah berbuat dosa !

Oleh karena itu keberadaan ayat Al Quran di Q.53:38  bertujuan supaya semua orang mengerti bahwa:  hanya seorang  manusia suci  saja yang pernah ada hidup di dunia ini yang dapat / akan memikul dosa manusia lainnya.


Q.53:38 ;  bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain ………..


Karena dari awal dunia diciptakan bahwa semua orang telah berdosa.
Jadi  ayat di Q.53:38 menimbulkan suatu pertanyaan?
Bagaimana kalau di dunia ini pernah hidup "seorang yang tidak berdosa"?



Jadi Q.53:38 secara tersamar membenarkan pengakuan Yesus di Markus 2:10.


Markus 2:10 ; Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di  dunia ini Anak  Manusia  berkuasa  mengampuni  dosa” ---  berkatalah  Ia  kepada orang lumpuh itu.


Itulah sebabnya tujuan Allah menciptakan kembali sosok "seorang yang tidak berdosa" yaitu Yesus Kristus tanpa bapa duniawi seperti penciptaan Adam manusia pertama, dengan tujuan akan memikul dosa setiap orang yang percaya kepadaNya.


Jadi Yesus Kristus tidak ada gunanya bagi anda yang tidak pernah berbuat dosa !


Oleh karena itu Al Quran surat 56:62  bertujuan memberikan peringatan kepada semua orang di dunia, bahwa begitu pentingnya Allah menciptakan sosok "seorang yang tidak berdosa" (tergambar Isa dikisahkan sebagai anak Maryam di Al Quran / surat.19:19 "manusia suci") yang merupakan penciptaan kedua kalinya setelah penciptaan pertama manusia Adam tanpa bapa duniawi.


Q.56:62 ; Dan sesungguhnya  kamu  telah  mengetahui  penciptaan  yang pertama, maka
mengapa  kamu  tidak  mengambil  pelajaran untuk penciptaan yang kedua?



Itulah kebenaran Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits, dimana semua umat Islam akan mengalami siksa kubur selamanya / neraka  (tertulis di Q.19:71 dan di Hadits Shahih Bukhari no:1557).

Hal itu dikarenakan menolak “manusia suci" yang merupakan penciptaan kedua setelah manusia Adam yaitu sosok "Yesus Kristus", Dia ada di dunia tetapi Dia bukan berasal dari dunia ini, maka Dia dikenal dengan sebutan "Ilaahin naas / Manusia Illahi", yaitu manusia tanpa dosa yang telah disediakan Allah sebagai juru selamat manusia yang mau percaya kepadaNya!


Oleh karena itu penciptaan Yesus merupakan "rahmat dari Allah" supaya manusia dapat "sampai" ke sorga, hal itu secara tersamar ditegaskan di Al Quran (Q.19:21) bahwa penciptaan Isa dimasa lalu sebagai "rahmat dari kami" untuk manusia.



Itulah bukti begitu besar kasih Allah kepada manusia agar terselamatkan!




Itulah sebabnya semua orang Mu’min / Islam percaya bahwa masuk sorga karena
“Rahmat Allah”, ironisnya makna hakiki dari "rahmat" itu yang tidak dipahami !
Hal itu tersirat di Q.43:15 ; manusia pengingkar yang nyata terhadap rahmat Allah.




Jadi keyakinan “siksa kubur” bagi umat Islam adalah suatu kekeliruan sebab hal itu bukanlah sebuah vonis, tetapi hanya merupakan gambaran tempat yang mengerikan di akhirat bagi orang yang selama hidupnya menyangkal Yesus Kristus Sang juru selamat !
Oleh karena hampir semua umat Islam tidak percaya Yesus Kristus sebagai juru selamatnya maka siksa kubur bisa menjadi kenyataan, walaupun hal itu bertentangan dengan sifat Allah "Yang Maha penyayang", dimana Allah tidak menghendaki umatNya berada di tempat terkutuk  / “siksa kubur”, oleh karena itu Allah menyarankan umatNya agar  berdo’a meminta kepada "Tuhannya" untuk tempat yang diberkati seperti tersirat di Q.23:29


Q.23:29; Dan berdo’alah: Ya  Tuhanku, tempatkanlah  aku  pada  tempat  yang  diberkati,  dan  Engkau  adalah  sebaik-baik  Yang  memberi  tempat.”




Ayat diatas bermakna supaya pembaca berpikir siapa Tuhan yang  menyediakan tempat di sorga ?

Karena tidak membaca Injil Kristus dengan benar, maka makna siapa "Tuhanku" yang tertulis dalam ayat Q23:29 tidak dipahami oleh semua orang Mu’min/Islam, dimana saat Yesus Kristus sebelum diangkat ke sorga, Dia pernah berjanji  menyediakan tempat bagi semua orang yang percaya kepadaNya  (Yohanes 14:2).

Yohanes 14:2. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku  pergi  ke  situ  untuk menyediakan tempat bagimu.


Jadi jelas  sekarang  Yesus Kristus  berada di sorga untuk menyediakan tempat bagi siapapun yang menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya !


Jadi pemahaman yang timbul dalam diri pribadi umat Islam seperti tanpa ada pengharapan terhindar dari  “siksa kubur”, akibat pengajaran keliru yang diberikan oleh para pemimpin dan pembesarnya / Ulama / Ustadz.
Hal itu disebabkan para pemimpinnya membaca Injil Kristus hanya untuk mencari kesalahan terhadap Quran, dan mereka melarang para umatnya membaca Injil Kristus dan buku-buku tentang Yesus sehingga tidak mengenal "Sang juruselamat" itu !

Oleh karena itu dihari "Azab" nanti para pemimpin / pembesar tersebut diminta pertanggung jawaban oleh umatnya atas pengajaran yang keliru !

Hal itu sudah tersirat di Q.33:67-68.




Q.33:67; Dan mereka berkata:  Ya  Tuhan  kami, sesungguhnya  kami  telah  menta’ati  pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

68; Ya  Tuhan  kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.


Jadi ayat  "AL QURAN", Q.33:67-68 >  bermakna “sebuah peringatan” untuk setiap pribadi pemimpin / ulama, karena semua umat Mu’min / Islam patuh kepada para pemimpin apapun yang diucapkannya, sehingga pribadi para pemimpin tersebut harus mempertanggung jawabkan umatnya dihadapan Tuhan !
Kesimpulan: Umat salah atau benar, akibat dari pengajaran para pemimpinnya !


http://siapaisa.blogspot.com/



Mengapa kita harus mengetahui yang hak untuk  sebutan status dari masing-masing namaIsa dan Yesus” ?
                                                                       
-Sebab jika kita tidak memahaminya maka kita akan sulit untuk membuktikan bahwa Al Quran bertujuan mendukung kebenaran Injil (Q.12:111).


Q.12:111 ; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang  mempunyai akal. Al Quran  itu  bukanlah  cerita  yang  dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya  dan  menjelaskan  segala  sesuatu, dan  sebagai  petunjuk  dan  rahmat  bagi  kaum  yang  beriman.


Ayat diatas tersirat bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya / Injil (Ingat jangan salah persepsi, yaitu: “membenarkan” bukan  berarti memperbaiki, beda artinya !).

Jadi kalau kita tidak memahami status dari masing-masing nama tersebut, maka ayat ayat Al Quran yang menyinggung tentang tokoh Injil   (“Isa Al Masih”) akan sangat bertentangan dengan Injil Kristus, bahkan pembacanya akan menyangkal  “Yesus Kristus” dan bisa keliru dengan beranggapan orang Kristen “sesat” !

Contoh: ayat di Q.5. Al MAA-IDAH :72 ; Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya  Allah  ialah  Al Masih  putera Maryam, ….  .

Ayat diatas menjelaskan secara tersamar dan mengingatkan para pembaca kitab Al Quran berikut membaca Injil, bahwa nama Al Masih putera Maryam adalah gambaran / figur  pembawa Injil yang hanya manusia biasa saja, ayat tersebut membenarkan bahwa Injil adalah perkataan Yesus Kristus disaat hadir kedunia sebagai manusia, hal itu dibuktikan di ayat Matius 6:9, dimana Dia (Yesus) mengajarkan do’aBapa kami”. Jadi nabi pembawa Injil dimasa lalu dengan nama Yesus Kristus disaat mengajarkan  ber do’a  kepada Allah maka  “Dia”  bisa disebut 100%   Anak Manusia!”
Jadi karena Al Quran mempertegas dengan mengisahkan bahwa putera Maryam sebagai manusia, maka waktu dahulu kehadirannya disaat itu janganlah dikatakan sebagai Allah!


Contoh lagi, ayat di  Q.5. AL MAA-IDAH :73 ; Sesungguhnya  kafirlah  orang-orang  yang  mengatakan:  “Bahwasanya  Allah  salah  satu  dari  yang  tiga”, ….. .

Ayat diatas jika dibaca makna yang ada dalam kalimatnya tanpa didukung dengan pengetahuan kitab sebelumnya (Injil) maka semua orang Mu’min / Islam beranggapan orang Kristen telah kafir.

Tetapi jika kita mengacu pada ayat di Q.12:111 (bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya) maka jelas makna Q.5:73  secara tersamar memperingatkan: Jika menyebut  “tri tunggalharus lengkap karena  perintah tersebut mutlak  pada saat pembabtisan, dimana perintah tersebut hanya ada tertulis di ayat Matius 28:19 (yaitu; ….dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,).
Jadi dalam ayat di Q.5:73 jelas secara tersamar menegaskan bahwa orang disebut kafir (menolak firman) jika orang tersebut menyimpang pada saat melakukan perintah di InjilMatius 28:19, yaitu hanya mengatakan salah satu saja dari yang tiga (mengatakannya tidak lengkap).

Penjabaran diatas berdasarkan Q.12:111; bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya (Injil).


Oleh karena itu sampai kapanpun, jika kita menyelidiki ayat-ayat Al Quran terhadap ayat-ayat di Injil Kristus tanpa berpatokan / berpegang pada pengertian mutlak yang tersirat di Q.12:111, maka hampir semua ayat-ayat Al Quran yang menyinggung  Injil pasti akan ada pertentangan !
Jadi  'menyalahkan'  Injil  terhadap  Al Quran  tidak beralasan, karena  tujuan itu tidak ada ayatnya !






Mengapa Al Quran disebut
kitab yang sempurna”?

Oleh karena  Al Quran  adalah kitab yang “Hak”
dari Allah untuk diberikan “hak kebebasan”
memilih bagi manusia tanpa paksaan!
Maka setiap pembaca  
Al Quran  dapat menghasilkan
kesempurnaan” dalam hal  untuk memilih
percaya / beriman  ataupun  menyangkal / kafir  tentang kisah
peristiwa penyaliban dimasa lalu.

Sehingga "sempurna" apapun pilihan pribadinya !



Dengan demikian sorga dan neraka-pun bukan sekedar “hadiah ataupun hukuman”, melainkan pilihan bagi setiap orang yang ditentukan selagi yang bersangkutan masih hidup di dunia, dengan berdasarkan petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab yang diturunkan Allah dimasa lalu.

Ingat,  Allah Maha Suci  tempatNya  di Sorga sedangkan iblis / syaitan tempatnya di neraka !


Oleh karena itu jelas  Al Quran  bermakna petunjuk, yaitu  menunjukkan  “jalan ke Sorga”  ke-arah tujuan akhir  "perhentian jiwa"  (setelah ajal menjemput) dari sebuah perjalanan hidup setiap  anak manusia.

Jadi jelas bagi orang yang bertakwa sebelum ajal menjemputnya, maka petunjuk tersebut harus dipelajari supaya memahami makna yang sesungguhnya maksud dari “jalan” tersebut.   (tersirat di Q.69:48 dan Q.43:61).


Q.69:48 ; Dan sesungguhnya  Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Q.43:61 ; Dan  sesungguhnya  Isa  itu  benar-benar  memberikan  pengetahuan  tentang  hari  kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat  itu  dan  ikutilah  Aku  inilah  jalan  yang  lurus.


Jadi jelas ayat Q.43:61  menegaskan secara tersamar  supaya semua pembaca Al Quran mencari tahu dimana tertulisnya pengetahuan hari kiamat yang pernah diucapkan oleh Isa putera Maryam ? Sebab Al Quran bukan sabda Isa !


Oleh karena itu semua orang Mu’min dihimbau untuk membaca Injil Kristus, yang merupakan  kisah nyata anak Maryam yang sesungguhnya.


Maka setelah membaca Injil  semua pembaca Al Quran akan tahu bahwa kalimat yang tertulis di Q.43:61  yang berbunyi; ikutilah Aku inilah jalan yang lurus adalah cermin dari perkataan Yesus, yang tertulis di Injil Kristus – Yohanes 14:6 ; Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak  ada  seorangpun  yang  datang  kepada  Bapa,  kalau tidak  melalui  Aku.

Kesimpulan: Semua petunjuk dalam Al Quran  terserah pembacanya untuk memilih: mau mengikuti atau membangkang?
Jadi sempurna apapun pilihannya!








TAMAT.





































































































































.










































.


PENGKAJIAN PRIBADI

"Uraian pengulangan"





Coba kita teliti kembali ayat tentang penyaliban
Nabi Isa.
di Q.4 :156 dan Q.4 : 157.




Al Quran surat 4 . AN NISAA’ ayat 156 : Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), > (tanda koma adalah indikasi hubungan dengan ayat selanjutnya (157), diawali huruf kecil ).


Ket:
1 - Jelas kalau kita perhatikan di ayat tersebut Q.4:156, bahwa mereka adalah orang yang kafir terhadap Isa !

       2 - Jadi siapa yang terbilang kafir terhadap Isa dizaman itu ?
            Yang pasti bukan kaum Nasrani maupun Muslim !

2a- Yang paling utama harus kita mengerti makna yang ada di ayat 156 yaitu untuk menekankan bahwa pembaca Al Quran orang Mu'min (berpikiran "netral") dan orang Nasrani / Kristen tidak'lah kafir seperti mereka sejak dizaman itu bahkan sampai pada hari ini !
.
Oleh karena itu penjelasan di ayat 156 supaya kita tanggap terhadap isi dari ayat selanjutnya 157, agar semua orang di dunia sampai dengan hari ini selalu waspada akan "ucapan mereka yang kafir!"
.
3 - Coba kita lanjutkan ayat berikutnya dengan indikasi di ayat 157, bahwa merekaadalah (orang kafir) !




Al Quran surat 4.AN NISAA’ ayat 157 :

dan karena ucapan mereka  : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka (orang kafir) tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalib nya, tetapi ( yang mereka / orang kafir bunuh ialah ) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka (orang kafir). Sesungguhnya orang-orang yang berselisi paham tentang ( pembunuhan ) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka (orang kafir) tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka (orang kafir) tidak ( pula ) yakin bahwa yang mereka (orang kafir) bunuh itu adalah ‘Isa.
.


Ket : Kalau kita meyakini Al Quran Wahyu / perkataan Allah disampaikan oleh Jibril , karena Allah Maha Tahu maka jelas isi dari Q.4:157 adalah bukan pendapat Allah yang mengatakandi serupakan dengan ‘Isa”, melainkan jelas pendapat tersebut sumbernya dari "Ucapan mereka" mayoritas orang-orang yang kafir terhadap Isa (gambaran Yesus) dizaman itu !
.
Ucapan tersebut dilakukan karena mereka menghendaki supaya orang-orang dizaman itu terpengaruh menjadi kafir seperti mereka, hal tersebut sudah terlebih dahulu ditegaskan di Q.4:89. 


Karena Allah Maha Tahu maka dizaman itu diturunkan ayat tersebut Q.4:156 & 157 jelas untuk menjabarkan keadaan / situasi dimana semakin marak nya isyu yang beredar akibat ucapan yang keluar dari mulut orang kafir yang mempunyai penyakit dalam hatinya.

Dimana mereka itu adalah keturunan yang dari leluhur nya dulu memang sudah kafir terhadap Yesus Kristus, sehingga mereka orang-orang dizaman itu yang tidak mau membaca Injil Kristus.


Oleh sebab itu Al Quran di Q.4:157 menegaskan kembali bahwa mereka ragu-ragu, tidak yakin kecuali mengikuti prasangka belaka tentang kisah penyaliban Isa  (figur Yesus Kristus) dimasa silam, yang di ceritakan dengan menggunakan NAMA Isa !

Kalau dilihat dari sejarah dizaman itu, dimana Rasul Muhammad orang yang pertama menerima ayat tersebut, sehingga isi Q.4:156-157 sangat "masuk akal" bahwa mereka yang kafir ialah mayoritas orang-orang keturunan Yahudi yang mempunyai rasa dengki terhadap kisah Yesus Kristus 600 tahun silam yang tertulis di Injil.

Yang lebih penting perlu di perhatikan dari makna ayat tersebut (Q.4:156-157), yaitu bertujuan supaya semua pengikut Rasul Mahammad jangan sampai tertipu oleh "karena ucapan mereka" yang kafir terhadap Isa nabi pembawa Injil / Yesus Kristus !





Oleh karena itu mohon maaf sebelumnya bagi semua kalangan, saran untuk lebih mudah dimengerti tentang penyaliban di Al Quran surat 4:156 & 157, maka dalam membaca ayat tersebut suku kata "orang kafir" coba kita baca digantikan dengan suku kata "Yahudi" dan untuk nama "Isa" coba kita ganti dengan nama "Yesus", dengan demikian jelas artinya bahwa :"karena kekafiran Yahudi terhadap Yesus dan karena ucapan "Yahudi", maka ceriteranyapun "bagi Yahudi yang kafir !" saja, berarti bukan bagi Allah Yang Maha Tahu !                                                                                                                                                  


Kesimpulannya oleh karena dizaman itu mayoritas keturunan "Yahudi" sudah kafir / tidak percaya / tidak yakin terhadap Yesus, maka jelas dengan dasar tersebut keturunan kaum Yahudi (mereka) dalam ayat tersebut pasti tidak yakin bahwa yang dibunuh / disalib itu "Yesus !", oleh karena itu "Yahudi" (mereka
) selalu membantah tentang penyaliban Yesus!

jadi makna ayat tersebut merupakan suatu peringatan kepada semua orang terutama di jazira Arab di zaman itu, dan oleh karena ayat tersebut tetap berlaku hingga kini, jadi tanpa kita sadari ayat tersebut sebagai peringatan juga bagi kita dan semua orang di dunia saat ini, agar waspada jangan terpengaruh tipu muslihat orang yang kafir terhadap Isa (gambaran Yesus Kristus)


Jadi jelas kalau kita perhatikan Q.4 156 walaupun isinya singkat tetapi diakhiri dengan tanda koma, yang berarti masih berhubungan erat dengan ayat berikutnya, dimana ayat berikutnya diawali kata-kata pembuka : dankarena ucapan mereka”, hal ini ber tujuan agar pembaca lebih mudah dan jelas membedakan bahwa isi ayat 157, Jibril menyampaikan ucapan mereka yang kafir”, intinya : di serupakan dengan Isabagi mereka !”

Dengan demikian jelas kata-katabagi mereka menunjukan cerita tersebut tidak bisa di per tanggung jawab kan kebenarannya, karena sumbernya dari mereka yang kafir terhadap Yesus Kristus di zaman itu , dan mereka bukan saksi hidup, sebab disaat Al Quran diturunkan peristiwa penyaliban sudah 600 tahun berlalu.


Oleh karena itu di dalam Al Quran selalu diulang-ulang penjelasan bahwa "Allah Maha Tahu", jadi jelas sekali karena Al Quran Wahyu Allah, maka sudah pasti "Allah Lebih Tahu" tentang kisah peristiwa penyaliban Yesus Kristus 600 tahun yang lalu dibandingkan "mereka yang kafir" itu.

Dimana mereka adalah keturunan dari orang-orang Yahudi yang leluhur nya tidak mau mengakui Yesus Kristus berasal dari Allah.

Hal itu tergambar dalam Al Quran bahwa Roh Allah menjelma jadi manusia, di Q.19:17 yaitu : maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Oleh karena dari awal leluhur mereka tidak mau mengakui asalNya Yesus, akan tetapi kenyataannya Yesus membuktikan diriNya kembali ke Surga setelah bangkit dari kuburNya (tergambar di Q.19:33), dengan demikian leluhur mereka mengarang cerita bahwa "Yesus tidak disalib tetapi di serupai", hal itu di pertegas tergambar di Q.4:156-157 bahwa cerita tersebut hanya versi mereka saja, ( "karena ucapan mereka" >> "bagi mereka" )
.
Jadi selama ini apakah kita mau percaya begitu saja ?, sehingga dengan mudahnya kita menelan mentah-mentah ucapan mereka !
.
Oleh karena itu sebuah dilema yang telah terjadi turun-temurun hingga saat ini, yaitu dimana kenyataan sejarah yang telah terjadi, dan kenyataan dari pendapat para pembaca Al Quran sampai saat ini tetap menolak bahwa Yesus Kristus tidak disalib.
.
Hal ini disebabkan semua pembaca Al Quran lebih mudah percaya akan perkataan / pengakuan dari mereka keturunan Yahudi, memang sejarah membuktikan bahwa bukan orang Yahudi yang menyalibkan Yesus Kristus tetapi orang-orang Yahudi disaat itu (zaman Yesus) sebagai provokator, akan tetapi yang melakukannya dari mulai penangkapan Yesus, penyiksaan sampai eksekusi di tiang palang salib semua dilakukan oleh para prajurit Romawi.
.
Oleh karena itu kalau orang-orang keturunan Yahudi di dalam Al Quran berkata: "kami tidak menyalibkan Isa (figur Yesus Kristus)", hal itu memang benar jika dilihat dalam kisah Yesus di Injil, akan tetapi bisa disimpulkan keadaan mereka keturunan Yahudi yang tetap "kafir terhadap Yesus" (di zaman awal Al Quran) terkesan hendak "cuci tangan" terhadap peristiwa penyaliban Yesus Kristus di zaman nenek moyang mereka yaitu beberapa ratus tahun yang silam sebelum ada Al Quran.
.
Jadi keadaan sekarang bisa disimpulkan bahwa semua orang Mu'min lebih percaya perkataan Yahudi yang hendak "cuci tangan" dari pada kebenaran sejarah yang membuktikan akhirnya Yesus Kristus tersalibkan juga yang dilakukan oleh para prajurit Romawi.
.
Itulah sebabnya kalau kita tidak mau membaca Injil dengan teliti, sehingga kita menyangkal bahwa Yesus Kristus disalib !, apakah kita tidak sadar akan tipu daya dari mereka yang kafir terhadap Yesus Kristus, sejak zaman itu ?
.
Dengan demikian jelas, itulah sebabnya mengapa sejak awalnya Kitab Suci Al Quran harus dikaji bukan sekedar asal dibaca saja !

Jadi dizaman itu cerita dari orang-orang Yahudi yang kafir terhadap Yesus bertujuan untuk membantah kebangkitan Yesus dari kuburNya, hal itu jelas di dalam Injil dimana Yesus wafat sebagai anak manusia di kayu salib.

Maka disaat ini setiap orang yang percaya terhadap cerita bohong tersebut seperti yang dikatakan Jibril dalam Al Quran 4:156-157, berarti orang tersebut termakan tipu muslihat orang kafir, akibatnya mereka sekarang beranggapan seperti mereka di zaman itu, "katanya" Yesus Kristus tidak bangkit.

Sebab kalau kita lihat sejarah dalam Injil, maka dari makna ayat Q.4:156-157 bisa terjawab akan tipu muslihat orang kafir yang bertujuan supaya orang - orang di zaman itu terpengaruh agar menyangkal Kebangkitan Yesus Kristus dari kuburNya.

Sehingga orang-orang dizaman itu yang terpengaruh mereka berpendapat: bagaimana mungkin ada kebangkitan sedangkan disalib saja tidak pernah !

Oleh karena di ayat selanjutnya Q.4:158, yaitu: tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepadaNya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
.
Ayat tersebut (Q4:158) isinya jelas hanya memberikan penegasan secara ringkas, bahwa Isa diangkat Allah saja ( isi yang hakiki dari Q.4:158 : bukan diangkat untuk diselamatkan agar terhindar dari penyaliban )
.
Jadi karena ringkasnya isi dari ayat selanjutnya (Q.4:158), maka sekarang ini banyak para penafsir yang tidak mau membaca Injil Kristus berpendapat bahwa nabi Isa dihindari dari penyaliban, dengan demikian secara tidak langsung orang tersebut tanpa di sadari nya telah mendukung "ucapan orang-orang yang kafir terhadap Yesus" di zaman dahulu, seperti di Q.4:157.
Yaitu bermaksud membantah kebangkitan Yesus Kristus..

Ironisnya tidak ada satu ayat pun dalam Al Quran yang menyatakan dengan tegas bahwa "Allah mengangkat nabi Isa untuk dihindari dari penyaliban", jadi jelas kalau ada yang berpendapat seperti itu berarti sudah menyimpang dari isi Al Quran yang sebenarnya.

Dengan demikian pendapat tersebut sudah meremehkan akan kenyataan yang ada dalam Al Quran.

Akan tetapi hal tersebut tidak mengherankan sebab sekarang ini keadaan dari pendapat orang-orang tersebut sudah diprediksikan sejak Al Quran diturunkan di zaman itu.





Ringkasan / kesimpulan tentang kisah penyaliban
di Al Quran.


Jadi sungguh jelas isi Al Quran surat 4 ayat 157 dan 156, dalam ayat tersebut hanya ada dua kubu keturunan Yahudi yang percaya dan yang kafir, sedangkan pembaca (kaum Mu’min) diluar kubu tersebut sehingga jelas pada posisi netral !

"karena ucapan mereka", jadi  "mereka"  adalah keturunan Yahudi yang berselisih paham yaitu antara keturunan Yahudi yang percaya dengan Yahudi juga yang tidak percaya / disebut kafir, (di jazirah Arab dizaman  Al Quran  diturunkan) .

Oleh karena itu tergantung pembaca Al Quran untuk memilih salah satu dari ucapan mereka ! Apakah mau ikut ucapan mereka Yahudi yang percaya penyaliban 600 tahun sebelum ada Al Quran  (mereka Yahudi yang percaya penyaliban berkata : "sesungguhnya kami telah membunuh"), atau mau ikut ucapan mereka Yahudi yang tidak percaya (mereka Yahudi yang tidak percaya / kafir terhadap penyaliban masa lalu berkata: "diserupai”).

Dengan demikian terserah pembaca yang menyimak ayat tersebut, sebab dari awalnya sebelum Al Quran diturunkan bahwa yang meributkan tentang peristiwa penyaliban adalah
mereka orang-orang keturunan Yahudi saja 
(oleh karena itu kalimat awal "karena ucapan mereka), 
jadi untuk apa kita ikut-ikutan mereka!

Kalau kita ikut mengatakan: "tidak disalib" artinya kita ikut dukung Yahudi yang kafir, dan kalau kita mengatakan: "disalib" berarti kita mendukung keturunan saksi hidup  Yahudi yang berasal dari daerah Nazaret (tempat awal masa kehidupan Yesus Kristus / sebagai manusia) sehingga mereka disebut orang-orang "Nasrani" dizaman itu atau sekarang disebut kaum "Kristen" apapun kelompoknya.

Jadi mulai dizaman itu (600 tahun setelah zaman/era Yesus Kristus) kitab Al Quran merupakan kitab yang hak dari Allah untuk diberikan hak kebebasan kepada umat manusia yang berserah diri kepada Allah (orang Mu’min) yaitu orang-orang yang berpikiran “netral” / tidak berpihak kepada  Yahudi kafir  ataupun kaum Nasrani, untuk memilih mana yang benar diantara keduanya ?

Oleh karena itu apapun hasil pilihan pribadi para pembaca Al Quran  akan "sempurna" karena tanpa paksaan !

Dengan demikian kitab Al Quran adalah kitab yang “sempurna” untuk menghasilkan pendapat setiap pembaca yang mengkajinya, baik itu percaya ataupun ikut menyangkal !

Ingat sekarang terserah anda setelah membaca Al Quran
mau mengikuti yang mana?

Di-ingatkan: Di zaman itu di jazira arab sebelum Al Quran diturunkan memang sudah terjadi perdebatan tentang peristiwa penyaliban dimasa lalu antara sesama  orang-orang keturunan Yahudi saja, yaitu; orang-orang minoritas yang percaya kepada Yesus Kristus dan mayoritas yang kafir terhadap Yesus Kristus !




Satu hal yang tidak diperhatikan oleh hampir semua orang
pada peristiwa penyaliban yang sesungguhnya.


Disaat Yesus Kristus diatas palang salib maka Ia berseru:

Eli, Eli, lama sabakhtani ?”
Artinya: AllahKu, AllahKu,  mengapa  Engkau  meninggalkan  Aku?

Seruan tersebut bukan sekedar asal seruan tetapi mengandung makna “isyarat” yang harus dipahami oleh saksi hidup pada peristiwa penyaliban dizaman itu, dan kitapun yang membaca kisahNya sekarang agar berpikir dengan kesimpulan: disaat Yesus Kristus disalib ragaNya tetap berada di tiang salib sedangkan yang ditinggal kan oleh Allah adalah “RohNya”.

Jadi jelas bahwa Yesus sebelum disalibkan, sewaktu masih hidup sebagai manusia”  bahwa  Roh Allah/ RohulKudus telah bersemayam di dalam diriNya!
Oleh karena itu apapun perkataan yang keluar dari mulut Yesus Kristus adalah suara Allah.

Contoh: Sampai hari ini apabila seorang manusia kerasukanroh syaitan maka segala perkataan yang keluar dari mulut orang tersebut adalah suara syaitan / kalimat yang keluar dari orang kerasukan “roh syaitan” adalah kemauan syaitan.

Dengan demikian jelas  pada saat  Yesus Kristus  hidup di dunia sebagai manusia karenaRoh Allahmendominasi diriNya, sehingga segalakalimat”  / “sabda yang diucapkan dalam khotbahNya adalah Suara Allah / kalimat-kalimat Allah!”.

Oleh karena itu seruanNya merupakan “Isyarat” bahwa diriNya adalah:
Manusia Illahi / Ilaahin naas(tersamar di Q.114:3)
Hal itulah yang harus dipahami oleh semua manusia di bumi !

Jadi tidak heran kalau Kitab Injil hanya satu yaitu "Injil Kristus" yang merupakan Firman Allah”.
Sebab isinya adalah kumpulan sabda Yesus Kristus, karena “Dia” merupakan corong suara  Allah, jadi yang dicatat oleh para murid-muridNya adalah kalimat  yang keluar dari  "mulut"  Yesus Kristus padasaat Dia masih berada di bumi sebagai manusia.
Dengan demikina hal itu membuktikan nubuat yang tertulis di kitab Ulangan 18:18.

Jadi bisa dikatakan bahwa semua orang kristen yang sering membaca Injil dan menghayatinya maka orang tersebut tergolong “Kaya Akan FIRman”.

Oleh karena itu Al Quran menegaskan kembali secara tersamar, siapa sesungguhnya manusia dengan nama "Isa"  itu,  yang terlebih dahulu tertulis di Injil  dengan nama "Yesus Kristus!" (Tersirat di dalam Al Quran Q.4:171,
bahwa Isa adalah kalimat-Nya dan roh daripada-Nya”).

Maka disimpulkan bahwa Isa yang tertulis di Al Quran  adalah  figure dari Yesus Kristus diwaktu sebagai manusia dengan sebutan  “nabi pembawa Injil”, karena segala perkataan yang keluar dari mulutNya mengandung kabar gembira / kabar baik (yang disebut “Injil”).

Jadi jangan salah sangka yaitu: Bukannya kitab Injil yang dibawa-bawa oleh Isa / Yesus !






Jadi  “seruan dari mulut Yesus Kristus”
pada peristiwa penyaliban sangat penting
untuk membuktikan  kebenaran:



- Kebenaran bahwa Yesus Kristus manusia Illahi (Illaahin naas).
Sehingga jelas bahwa perkataan yang keluar dari mulut Yesus Kristus adalah
Firman Allah / Kalimat Allah karena diriNya adalah Roh Allah!


- Kebenaran bahwa “Injil Kristus” merupakan firman Allah.


- Kebenaran tentang nubuat yang tertulis di Ulangan 18:18, akan kehadiran
sosok “Anak Manusia”  (yang bernama Yesus Kristus).
Ulangan 18:18 yaitu; seorang nabi akan Kubangkitkan  bagi  mereka  dari  antara
saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu  dalam  mulutnya, …







Prediksi tentang orang-orang tersebut terdapat dalam Firman Allah di Q.22:3, yaitu :Di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat.

Prediksi yang ada di ayat tersebut membuktikan bahwa "Allah Maha Tahu" akan hati setiap orang yang hidup di zaman Al Quran diturunkan maupun hati setiap orang dimasa yang akan datang yaitu sekarang ini.

Jadi jelas keadaan sekarang bahwa pendapat orang-orang yang mengatakan Yesus Kristus tidak disalib, akibat tanpa membaca Kitab terdahulu yang merupakan Ilmu Pengetahuan sejarah, sebab yang dimaksud Ilmu Pengetahuan dalam ayat tersebut sudah pasti yang berhubungan dengan Kitab-kitab sebelumnya, dan yang lebih penting dalam ayat di Q.22:3 pada kalimat terakhir, tergambar bahwa sekarang ini mereka tanpa sadar di halangi ghaib, sehingga terpengaruh kekuatan ghaib jahat yaitu "roh dajal /syaitan", oleh sebab itu setiap mau membaca Al Quran dianjurkan / hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk (Q.16:98), (di luar Al Quran tidak dianjurkan).

Oleh karena itu "Akal" yang dapat menerima kenyataan, sebab segala sesuatu yang dipengaruhi ghaib tidak dapat diterima akal sehat manusia..
.
Kami mau ingatkan bahwa hal itu sudah ditegaskan di Q.22:8 yaitu: Dan diantara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya.

Oleh karena ayat tersebut (Q.22:8) ada di dalam Al Quran yang kita baca, maka jelas makna dari ayat tersebut dengan ter samar agar orang harus membaca Injil, sebab hal itu sangat beralasan dengan ditegaskan nya di Q5:46 bahwa Kitab Injil di dalamnya ada petunjuk dan cahaya..

Jadi perlu kita ketahui, dimana kisah di Injil, dari mulai Yesus Kristus disalib sampai kebangkitanNya dari kubur kemudian terangkat naik ke Surga, kisah tersebut cukup rinci sehingga panjang sekali. . .

Maka dapat disimpulkan karena Allah Maha Tahu bahwa di tempat asalnya jazirah Arab dimana Kitab-kitab Allah diturunkan, walaupun orang-orang di zaman itu sudah banyak yang membaca Injil, tetapi karena terpengaruh "ucapan mereka orang-orang kafir" sehingga masih banyak pula orang-orang di zaman itu yang meragukan akan kebenaran Injil yang telah dibaca nya.

Oleh karena Allah Maha Tahu, maka Al Qur-an diturunkan, dengan ayat-ayatnya yang tegas dan cukup ringkas saja, sehingga Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan ( di pertegas di Q.36:69 ).

Agar semua orang (di jazira Arab) yang membaca Al Quran (Q.19:97), dapat mudah mempelajari kembali dengan menggunakan akalnya terutama cerita tentang nabi Isa (gambaran Yesus) supaya tidak terpengaruh dari tipu muslihat orang-orang yang kafir terhadap Yesus di zaman itu.

Hal itu jelas terlihat bahwa ayat-ayat dalam Al Quran tentang nabi Isa lebih mendominasi dibandingkan dengan ayat-ayat tentang nabi-nabi yang lainnya.

Dengan demikian jelas tujuan dari Al Quran diturunkan sejak itu agar semua orang dapat mempelajari sendiri dengan mengkaji nya, sehingga tidak perlu membahas tentang nabi Isa (gambaran Yesus dari sudut pandang sebagai sosok manusia) dengan orang lain, agar tidak terjadi perbantahan "hanya karena ucapan" yang berakibat pertikaian.

Karena tanpa kita sadari hingga saat ini, setiap mulut manusia yang membahas tentang "NAMA Yesus" pasti sangat riskan sekali terhadap gangguan / pengaruh ghaib jahat untuk menentangNya, sehingga berdampak perbantahan bahkan perdebatan yang berkepanjangan tanpa ada titik temu.

Oleh karena itu apabila kita sudah memahami dasar dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Al Quran diturunkan sejak zaman itu sungguh jelas "bersifat Netral" (universal) untuk menciptakan suasana "DAMAI", supaya orang-orang awam di zaman itu yang masih bimbang tentang kisah Yesus Kristus, janganlah langsung percaya begitu saja terhadap ucapan orang yang kafir dan maupun orang yang sudah percaya (Nasrani), akan tetapi jalan keluar yang paling bijak untuk "menghindari perbantahan" yaitu pelajari dahulu dengan mendalam Kitab Al Quran secara "Pribadi", dengan teliti dan sangat hati-hati serta dilandasi fitrah diri, serta mengikuti himbauan untuk membaca Injil (tersirat di Q.5:68)

Setelah itu terserah, mau memilih untuk percaya yang mana ?


"Penjelasan" : Dimana kebangkitanNya merupakan pembuktian diriNya, agar semua orang akan sadar "Siapa Dia sesungguhnya !"

Jadi kebangkitanNya (secara total / raga) salah satu bukti bahwa Dia Manusia Illahi yang mempunyai Kodrat ke Illahi-an, dengan demikian Dia dapat melakukan apa saja terhadap dunia dan isinya !

Hal tersebut sudah dikatakanNya saat Dia hidup di dunia sebagai anak manusia, terdapat di Injil Yahya.14:11, dimana makna dari ayat Injil Yahya.14:11 tersebut menyimpulkan bahwa di waktu Yesus masih di alam dunia, segala mujizat besar yang dilakukanNya supaya orang-orang berfikir akan perbuatan itu, sehingga setiap orang menjadi ingin tahu" Siapa Dia sebenarnyaNya ?", karena segala mujizat besar / nyata tersebut tidak pernah dilakukan oleh siapapun manusia yang pernah hidup di dunia ini, penjelasan hal tersebut tergambar dengan tersamar di Q.3:49.

Dimana mujizat di ayat tersebut dijelaskan seizin Allah, hal itu supaya pembaca berpikir akan tanda-tanda mujizat yang dilakukanNya, mengapa tidak ada nabi siapapun dalam Kitab Suci yang diizinkan Allah untuk melakukan mujizat besar tersebut ?
Jadi siapa “Dia” itu ?


Oleh karena Q.4:157 kisah tentang Nabi Isa, maka jelas ayat tersebut termasuk samar-samar Mutasyabihat.

Jadi kalu kita tidak hati-hati mengkaji nya maka kita akan mengikuti “ucapan mereka yang kafir” itu.

Oleh sebab itu Al Quran menegaskan di Q.3:7 bahwa ayat Mutasyabihat dapat menimbulkan Fitnah.
Dengan demikian untuk menghindari perbuatan fitnah, maka jenis ayat tersebut harus diselidiki terlebih dahulu makna dan maksudnya.

Contoh ayat  Q.19:33-34, di ayat ini hanya menggambarkan pengakuan Isa dibangkitkan kembali, dan ayat 34 menjelaskan orang akan berbantah-bantahan tentang kebenarannya, ayat 34 ini adalah gambaran dari isi  Injil Lukas.2:34.

Jadi makna dari ayat-ayat tersebut, apakah kita mau percaya nara sumbernya yaitu  "ucapan dari Isa" sendiri yang tersirat Q.19:34?, dan apakah kita mau percaya “karena ucapan mereka yang kafir” yang tersirat di Q.4:157 ?

Itulah ayat-ayat yang merupakan petunjuk yang kita dapatkan dalam Al Quran, sekali lagi diingatkan bahwa kita diberi kebebasan untuk memilih petunjuk yang ada dalam ayat-ayat Al Quran tanpa paksaan.

Oleh karena itu kalau kita tidak memahami isi dari Q.4:157 kemudian melihat isi dari Q.19:33-34, dimana ayat tersebut termasuk Mutasyabihat, maka kita akan bingung sendiri, bahkan tanpa di sadari akan timbul argument dengan berbagai macam alasannya untuk memaksakan pembenaran ayat Mutasyabihat tanpa terlebih dahulu menganalisa dengan lebih dalam.


Jadi kalau kita sudah mengerti duduk persoalannya, maka bisa disimpulkan di zaman itu maksud Al Quran diturunkan untuk : menegak kan kembali kisah di Injil bahwa Yesus berasal dari Allah (tergambar Q.19:17), Yesus mati dan bangkit (tergambar di Q.19:33)


Maka Al Quran diturunkan di zaman itu memberikan penerangan secara ter samar kepada semua pembaca, bahwa orang-orang yang kafir terhadap Yesus di zaman itu berusaha membantah akan kebenaran kisah sejarah kedatangan dan kebangkitan Yesus Kristus yang tertulis di Injil.

Hal itu tergambar di Q.4:156-157, dimana ayat tersebut membongkar kedok tipu muslihat orang-orang kafir dengan menjabarkan cerita yang dikarang bagi mereka.

Karena Allah Maha Tahu, jadi tidak di heran kan kalau ayat tersebut tergolong Mutasyabihat sehingga dapat menimbulkan fitnah, kenyataannya hampir semua orang Mumin tanpa pernah membaca Injil, mengatakan “ Yesus tidak disalib !”

Sehingga Q.4:157 suatu dilemma dari generasi ke generasi, terutama kebanyakan dari mereka para pendengar.

Jadi jelas sekali, kalau pembaca Al Quran tidak pernah membaca Injil Kristus, sampai kapanpun apabila mengkaji ayat tentang Isa, maka akan mendapatkan pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya.

Dimana Injil adalah catatan sejarah kehidupan Yesus Kristus sampai diakhir hidupNya mengalami penyaliban, maka “Dia” mati sebagai anak manusia dan pada hari ke tiga bangkit kembali dari antara orang mati.


Jadi setelah 600 tahun Injil tersebar di jazira Arab, di zaman itu Al Quran diturunkan mengisahkan keadaan nyata sebagian orang-orang ada yang percaya dan ada pula yang ragu-ragu tentang penyaliban Yesus Kristus, hal itu akibat pengaruh berita bohong (Injil Matius 28: 1-15), oleh “karena ucapan mereka” itu, sehingga telah menimbulkan prasangka belaka diantara mereka, yaitu orang-orang yang kafir terhadap Yesus Kristus !


Dimana kisah awal berita bohong tersebut terjadi 600 tahun sebelum Al Quran diturunkan, yang tercipta atas prakarsa imam –imam kepala orang Yahudi saat itu, yang tidak bisa menerima kenyataan setelah mendengar dari prajurit bahwa “Yesus Kristus bangkit dari kuburNya”, sehingga mereka berunding dan melakukan KKN dengan saksi hidup yaitu para prajurit penjaga kubur, dengan memberikan sejumlah uang perak, agar mengatakan kepada semua orang :,,Katakanlah oleh mu: ,murid-muridNya datang pada malam, tengah kamu tidur, serta mencuri “Dia”. (Injil Matius 28:13)

Maka masyur lah perkataan ini diantara orang Yahudi hingga sekarang ini. ( kesimpulan kisah tersebut dari Text Injil 1971)

Oleh karena itu tidak mengherankan, hingga saat ini di seluruh dunia masih akan timbul berbagai macam usaha yang bertujuan untuk membantah akan kebenaran sejarah kebangkitan Yesus Kristus dari kuburNya.

Jadi dengan tegas sejak dulu surat Q.4:157 sudah menjabarkan usaha mereka yang kafir, agar kita semua harus waspada !

Jika dianalisa dengan teliti berdasarkan sejarah, maka cerita yang ada di ayat tersebut tidak bertentangan dengan Injil, sebab tidak mungkin Al Quran mengisahkan Isa disalib, karena kebenaran sejarah yang disalib adalah NAMA Yesus Kristus, yang pristiwanya 600 tahun sebelum Al Quran diturunkan !

Jadi siapapun yang pengkaji Al Quran, lalu mengatakan Q.4.157 bertentangan dengan Injil, berarti mereka langsung menelan mentah-mentah arti tulisan di Q.4:157, tanpa dianalisa dengan lebih dalam dan lebih teliti, serta tanpa ilmu pengetahuan sejarah terdahulu.


Begitu pula kalau orang Nasrani membaca Al Quran dan mengatakan ayat di Q.4:157 bertentangan dengan Injil, berarti orang tersebut belum benar-benar memahami Injil nya terutama Injil Matius pasal 28, yang mengisahkan "Dusta Mahkamah Agama".

Dimana perbuatan dusta yang dilakukan "Mahkamah Agama" merupakan awal terjadinya kebohongan disaat itu, sehingga berdampak sampai saat ini.


Oleh karena itu  Q.4:157 bertujuan untuk menceritakan situasi di zaman itu, dimana berita bohong disebarkan oleh mereka yang kafir terhadap Yesus akibat dari perbuatan dusta Mahkamah Agama dulu, yang dilakukan 600 tahun yang lalu terhitung dari saat ayat Q.4:157 diturunkan.

Bahwa mereka yang menyebarkan berita bohong tersebut mayoritas adalah keturunan dari leluhurnya yang kafir terhadap Yesus Kristus, dimana mereka tetap melakukan upaya dengan tipu muslihat bertujuan menghasut semua orang di zaman itu !

Di sinilah kedua belah pihak pada umumnya baik orang Mumin apalagi orang Nasrani tidak memahami hal tersebut !

Jadi kalau semua orang termasuk Nasrani dan terutama Muslim (pemegang Kitab Al Quran) memahami hal tersebut, dengan demikian tidak ada lagi orang yang berdebat karena ter pancing ulah / upaya orang kafir dan tidak pula ada yang tertipu olehnya !

Karena dengan jelas Q.4:156 & 157 menggambarkan situasi yang memprihatinkan, dimana banyaknya korban pembohongan di zaman itu, sehingga jelas di zaman itu begitu rapuh nya keyakinan manusia akan kebenaran Injil yaitu di sekitar wilayah Al Quran diturunkan, dimana Al Quran untuk menegakkan kembali kebenaran sejarah terdahulu dengan memberikan penerangan apa adanya, tentang ucapan orang-orang yang terpengaruh kebohongan, jadi Allah menurunkan Q.4:157, bersifat netral terserah kepada masing-masing pribadi manusia memilih dengan akalnya, mau percaya yang mana ?

Oleh karena kisah di dalam Injil sumber pencetus awal kebohongan untuk menyangkal penyaliban Yesus dilakukan oleh penguasa besar Mahkamah Agama di zaman itu. Maka ayat Al Quran  di Q.4:156  bermakna sebuah "Isarat": Yaitu menggambarkan bahwa dari awalnya saja  sudah ada yang membantah kisahnyata (penyaliban)  tersebut. Sehingga dalam ayat tersebut (Q.4:156) tersirat kalimat yaitu: ....... tuduhan........dengan "kedustaan besar".





Jadi bagi semua  orang Mu’min  apabila membaca
Al Quran surat.4:156-157 maka kesimpulan pribadi terhadap makna dari ayat tersebut merupakan
“kunci dasar untuk percaya atau tidak” bahwa
Yesus disalibkan, sehingga mempengaruhi pribadi
yang bersangkutan untuk percaya atau tidak
terhadap  Injil kristus !



Kurang  pengetahuan dapat  menimbulkan perselisihan!

Siapa nabi Isa dalam  Al Quran ?
Siapa Yesus Kristus dalam Injil ?







Keterangan:

Pada saat ayat Al Quran diturunkan pertama-tama hanya rasul Muhammad yang tahu karena hanya beliau saja orang pertama yang menerimanya.
Maka disaat itu belum ada pengikut Rasul Muhammad yang disebut agama Islam seperti sekarang ini yaitu "Islam Syariat" berdasarkan Al Quran dan Hadits, sebab disaat itu belum ada kitab Hadits !
Dengan demikian disaat itu yang tertulis / disebut "Islam" dalam ayat Al Quran yaitu kelompok orang-orang yang berserah diri kepada Allah  dimana mereka "Netral" tidak berpihak dan tidak bermusuhan terhadap kaum Yahudi dan kaum Nasrani, sehingga mereka disebut kaum "Mu'min".

Jadi orang-orang Mu’min  yang belum terpengaruh kaum Yahudi yang kafir kepada Yesus Kristus dizaman itu tidak mempermasalahkan tentang status ke-Tuhanan Yesus Kristus bahkan tidak menyangkal / kafir kepada Yesus Kristus karena mereka masih berpikiran netral bahkan tidak mengetahui hal tersebut.

Oleh karena itu setelah rasul Muhammad wafat kalau sebagian besar para pengikutnya (pemegang Al Quran) ada yang menghujat atau menjadi kafir kepada Yesus Kristus yang tertulis di Injil, hal itu tidak perlu diherankan!
Sebab Allah Yang Maha Tahu sudah memprediksikan keadaan tersebut, yaitu akibat yang akan terjadi (kepada pembacanya) setelah Al Quran diturunkan kepada rasul Muhammad kemudian tersebar keseluruh penjuru dunia, tersirat di Q.5:68.

Jadi supaya tidak terjadi kekeliruan maka semua orang harus tahu:
Siapa Isa Al Masih di Al Quran ?
Siapa Yesus Kristus di Injil ?



Oleh karena itu, tanpa membaca Injil Kristus dan memahami sejarah, maka semua umat Mumin tidak akan paham mengapa dalam Al Quran hanya nama Yesus Kristus saja yang ada di Injil, harus berubah menjadi nama “Isa” ?


Sedangkan nama nabi-nabi yang ada dalam Kitab Taurat ditulis dengan nama aslinya !




Ket: Dimana nama asli dari seseorang pasti tidak  akan pernah berubah bunyinya walaupun ditulis dalam bahasa apapun!, apalagi orang tersebut sudah meninggalkan dunia nyata / alam zhahir.
Jadi menyangkut nama seseorang tidak dapat diterjemahkan kedalam suatu bahasa !

Oleh karena itu janganlah mengada-ada dengan alibi bahwa nama Yesus Kristus adalah dalam bahasa Ibrani atau Yunani dll, sebab siapapun orangnya apabila dilahirkan dalam sebuah daerah/Negara maka nama asli” orang tersebut  tidak akan   "drastis" berubah  bunyinya sekalipun dia  merantau ke ujung dunia.
Apalagi jika orang tersebut sudah tidak ada lagi di dalam dunia nyata / alam zhahir dan dikemudian hari ditulis kembali sejarah kehidupannya maka namanyapun sangat   tidak lazim diganti.

(Kecuali: Untuk suku kata "Al Masih" bisa berubah karena bukan nama orang, tetapi nama "gelar" seperti "Imanuel")

Contoh: Rasul Muhammad lebih dari 1000 tahun sampai sekarang namanya tidak berubah ! 





Jadi perlu di perhatikan lagi !

Karena Allah Maha Tahu, maka kepada nama siapa yang berhak atas peristiwa sesungguhnya telah terjadi.

Oleh karena itu dizaman itu, dalam Al Quran surat
4 :157, tidak ditegaskan bahwa nama Isa telah disalibkan maupun tidak disalibkan, tetapi isi dari ayat Q.4:157 hanya menggambarkan perdebatan pendapat antara orang-orang yang percaya dan orang-orang yang menyangkal tentang peristiwa penyaliban dimasa lalu!

Hal itu dipertegas pada kalimat pertama ayat (Q.4:157)  yang  berbunyi:
“Karena ucapan mereka !”
(Jadi jelas makna yang ada dalam ayat tersebut bukan ucapan Allah !)


Itulah bukti Al Quran secara tersamar membenarkan bahwa sejarah penyaliban  dimasa lalu yang sudah tertulis di dalam "Injil Kristus" tidak pernah berubah termasuk nama pelaku yang sesungguhnya. 





Jadi yang harus diperhatikan lagi: Bahwa Al Quran diturunkan 600 tahun setelah Yesus Kristus disebut Tuhan bagi yang sudah percaya, oleh karena itu Q.34:26 menjelaskan lagi secara "NETRAL" tidak menyebut namaNya tetapi statusnya saja yaitu: Tuhan.

Dengan demikian karena Allah Maha Tahu maka tidak mungkin ada kesalahan pada Al Quran kalau sosok manusia  ber
nama Isa merupakan tokoh  pembawa Injil yang dikenal dengan sebutan "nabi Isa", karena tidak mungkin lagi disaat Al Quran diturunkan mengatakan dengan sebutan "nabi Yesus". Hal itu jelas sebab 600 tahun sebelum ada Al Quran semua orang yang percaya bahwa Yesus Kristus sudah bangkit dari antara orang mati dan kembali ke asalNya (Sorga), maka mereka sadar  bahwa "Dia" adalah Tuhan

Jadi kesimpulannya: Karena  Al Quran diturunkan setelah sekian lamanya peristiwa kebangkitan Yesus Kristus ke asalNya (sorga). Maka di dalam ayat Al Quran untuk mengisahkan kembali masing-masing nabi di zaman dahulu seperti nabi Musa dengan kitab Taurat, sedangkan untuk mengisahkan kembali nama  tokoh utama terhadap  kitab Injil tidak mukin lagi memakai nama asli Yesus Kristus. Oleh karena hal itu maka harus memakai nama samaran (Isa) oleh karena itu ayat tentang Isa disebut "Mutasyabihat" / samar-samar di.Q.3:7 (dimana jenis ayat-ayat tersebut jika tidak diteliti mendalam akan menimbulkan fitnah).

Dengan adanya perbedaan nama Yesus menjadi Isa  maka bagi yang hanya membaca Al Quran saja tidak mengetahui bahwa tokoh pembawa Injil yang sesungguhnya sudah "bangkit dari kubur" kembali ke sorga (karena Dia adalahTuhan) dan ditambah lagi terbawa pengaruh kalimat  "ucapan diserupai" dalam ayat Q.4:157, maka keadaan tersebut menimbulkan  sudut pandang yang berbeda bagi semua orang Mu'min  terhadap "Tokoh utama" dari sebuah kisah nyata yang tertulis di dalam Injil Kristus.

Karena ketidak tahuan tersebut, maka tidak di herankan semua orang Mu'min kalau ditanya tentang gambar / lukisan wajah Yesus Kristus, pasti tidak ada satupun yang menyebutnya "nabi Yesus" tetapi menyebutnya "Nabi Isa", hal itupun tidak dipersalahkan karena memang Yesus Kristus disaat ini tidak lazim lagi  disebut nabi  tetapi layaknya disebut "Tuhan Yesus Kristus", karena waktu Dia masih sebagai Manusia Dia berjanji akan datang lagi dan mengumpulkan semua orang diakhir zaman, karena janji tersebut maka ayat Al Quran (Q.34:25) menyarankan dengan menyebut: "Tuhan kita", itulah salah satu makna Al Quran untuk menegakkan kebenaran yaitu sesuatu yang memang sudah benar !

Oleh karena itu kita harus tahu: Siapa Isa dalam Al Quran ? 
Siapa Yesus dalam Injil ?

Jawabnya:
Isa di Al Quran gambaran Yesus Kristus dari sudut pandang sosok manusia, sehingga bisa disebut “rasul / nabi”. Jadi Yesus di Injil bisa juga disebut "rasul" ataupun "nabi" karena Injil  kisah  Yesus diwaktu sebagai manusia ! 
Jadi yang perlu diingat dan dimengerti bahwa sekarang dan nanti Yesus Kristus disebut Tuhan kita  karena  Dia yang diberi kuasa membangkitkan semua manusia / untuk mengumpulkan kita semua ! (Q.34:25).


Kalau tidak memahami hal itu maka akan menjadi dilema dari generasi kegenerasi !

Dengan demikian tidak diherankan sebagian orang Mu’min yang hanya mendalami Al Quran saja tanpa membaca Injil dengan benar, sehingga pengetahuannya hanya sebatas tahu bahwa Isa adalah manusia biasa, akibatnya sampai dengan hari ini hampir semua orang-orang Mu’min/Islam akan berusaha meyakinkan orang-orang “Kristen” bahwa nabi  pembawa Injil dengan nama “Isa” bukan Tuhan!

Sesungguhnya hal itu sia-sia sebab tidak satupun orang Kristen menyebut “Tuhan Isa” tetapi mereka menyebut “Tuhan Yesus Kristus”, sebab semua orang Kristen tidak mengenal nama Isa, karena sejak awal pertama Injil beredar di jazira arab  (sebelum ada Al Quran)  kemudian tersebar ke-seluruh dunia, dimana  nama “Isa”  tidak tertulis di dalam “Injil Kristus” sekalipun Injil Kristus  dalam bahasa arab!


Itulah sebabnya setelah Al Quran diturunkan bukan lagi orang-orang Yahudi yang mempermasalahkan tentang status  Yesus Kristus tetapi orang-orang Mu'min/Islam yang sekarang mempermasalahkan status Yesus Kristus, hal itu disebabkan semua orang Mu'min/Islam tidak mau tahu siapakah Isa ? dan siapakah Yesus Kristus ?, sehingga hanya terpaku secara permanen bahwa nama Isa yang tertulis di Al Quran  hanya diketahuinya: "nabi pembawa Injil adalah manusia".




Oleh karena itu kalau kita perhatikan dengan extra hati-hati dan teliti maka jelas bahwa Al Quran diturunkan dizaman itu untuk orang-orang yang belum mengenal Tuhannya tetapi sudah percaya kepada Allah Sang Haliq.

Jadi masalah yang timbul dari generasi ke generasi disebabkan karena semua orang Mu’min pemegang Al Quran menelan mentah-mentah pengertian dari kalimat: Tiada Tuhan selain Allah”, sehingga menolak keTuhan-an Yesus Kristus hingga saat ini.
Sedangkan Al Quran diturunkan supaya orang-orang Mu’min mulai dizaman itu mempelajarinya supaya tahu siapa Tuhanmu itu!

Contoh salah satu ayat dalam Al Quran (di surat AL A’RAAF  ayat 206) yang menyatakan bahwa ada “sosok Tuhan” selain Allah Sang Haliq (yang tidak pernah dilihat oleh manusia sejak dunia dijadikan).

Q.7:206, yaitu; Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di  sisi  Tuhanmu  tidaklah  enggan  menyembah  Allah  dan  mereka  mentas-bihkan-Nya   dan  hanya  kepada-Nyalah mereka bersujud.

Jadi jelas dalam ayat tersebut (Q.7:206) timbul beberapa pertanyaan:
Siapakah Tuhan  yang dikelilingi para malaikat ?
Siapakah Allah  yang disembah, oleh malaikat-malaikat yang berada disisi Tuhanmu?
Jadi: Siapakah Tuhanmu dan siapa Allah?

Kalau pembaca sudah mempelajarinya maka jelas bahwa selain keberadaan Allah  adapula keberadaan sosok Tuhan yang dikelilingi para malaikat seperti kenyataan  dari isi Q.7:206, kalau pembaca tidak mau mengakui hal itu berarti pembaca mendustakanNya, karena sudah tertulis pada ayat Al Quran sendiri yang diAgungkannya, hal itu tidak diherankan karena “Allah Yang Maha Tahu” sehingga sudah mengetahui akan terjadi pendustaan tersebut (tersirat di Q.69:48-49-50), maka dikemudian hari para pemegang Al Quran (orang Mu’min) akan  menyesali Al Qurannya  karena diwaktu masih hidup di dunia tidak mau mengakui adanya sosok Tuhan sehingga dengan sadar kafir terhadap Tuhanmu tersebut.

Q.69:48; Dan sesungguhnya  Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi  orang-orang yang bertakwa.
Q.69:49; Dan  sesungguhnya  Kami  benar-benar  mengetahui  bahwa  di  antara  kamu  ada  orang  yang mendustakan(Nya).
Q.69:50; Dan  sesungguhnya  Al Quran itu benar-benar  menjadi  penyesalan  bagi  orang-orang  kafir  (di  akhirat).

Ingat: “Allah Maha Adil”, “Maha Adil”, “Maha Adil”, maka tidak akan mungkin  Al Quran diturunkan membuat orang-orang Kristen (orang-orang yang bukan pemegang Al Quran) ikut-ikut menyesali Al Quran di akhirat nanti !

Jadi jelas siapa yang disebut kafir diakhirat nanti, yaitu hanya para pemegangnya saja yang keliru sehingga kafir kepada Tuhan yang telah diberi kuasa atas sorga dan bumi, yang tidak lain "Dialah" satu-satunya  yang terkemuka di dunia dan akhirat ! (tersamar di Q.3:45).







Oleh karena  Al Quran diturunkan di jazira arab dan dilingkungan keturunan kaum Yahudi yang mayoritas kafir / membenci nama Yesus Kristus,   maka untuk nabi pembawa Injil di dalam  Al Quran bukan memakai nama asli seperti di Injil (Yesus Kristus) , tetapi  dengan memakai nama “Isa” dan berbahasa arab karena hanya untuk  di jazira arab saja (Q.19:97), sehingga awal mulanya  Al Quran ditujukan  untuk kaum berserah diri (kaum Mu’min) di wilayah itu, dengan makna sebagai petunjuk supaya  kaum Mu’min yang masih berpikiran netral akan tahu siapa Tuhanmu, dan sebagai peringatan akan hukuman kelak di akhirat jika membangkang  /menyangkal Tuhanmu !

Q.19:97 ;  Maka sesungguhnya telah kami mudahkan  Al Quran  itu  dengan bahasamu, agar kamu dapat memberikan kabar  gembira  dengan Al Quran itu  kepada  orang-orang  yang  bertakwa,  dan  agar  kamu  memberikan  peringatan  dengannya  kepada  kaum  yang  membangkang.

Makna ayat diatas jelas tertulis  “kabar gembira”  dimana kabar gembira artinya kabar baik yang tidak lain adalah Injil keselamatan, dengan demikian segala ayat dalam Al Quran yang berhubungan dengan sososk “Isa” berarti berhubungan dengan gambaran dari pada Injil   (karena Isa dengan Injilnya).

Jadi jelas dalam ayat tersebut (Q.19:97) tersirat bahwa sebelum Al Quran diturunkan berarti sudah ada kaum yang membangkang terhadap Injil atau “kabar gembira”.




Ket:
Tentang peringatan hari "NATAL".


Kehadiran Yesus Kristus membuktikan bahwa Allah Maha Pengasih !

Oleh karena itu di dalam Al Quran ditegaskan kembali bahwa  penciptaan Isa (Figur Yesus)  merupakan "rahmat dari Allah" yang sudah terjadi sebelum Al Quran diturunkan, sehingga di  Al Quran  surat  19  MARYAM  ayat 21 tertulis dengan keterangan :
“suatu perkara yang sudah diputuskan”.

Jadi penciptaan Isa (figure Yesus) itu penting untuk menghadirkan kembali sosok manusia suci (Q.19:19), hal itu karena kasih Allah kepada dunia ini dimana semua orang telah berdosa sehingga tidak seorangpun dapat memikul dosa sesama manusia (tersirat di Q.53:38)


Q.53:38 ; bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,……..


Oleh karena itu setelah (penciptaan pertama)  Adam sudah mempunyai keturunan banyak, maka begitu pentingnya Allah menghadirkan lagi (penciptaan yang keduaseorang  manusia sucike-muka bumi ini dengan tujuan untuk memikul dosa orang lain! hal itu sudah diingatkan di Q.56:62.
(Seorang manusia Isa /figur Yesus disebut "Suci" karena terjadinya bukan dari benih manusia di bumi dan setelah Dia menjadi "Manusia" selama hidup dan sampai mati  tidak pernah gagal  pada saat di goda syaitan, jadi  Dia tidak pernah jatuh ke dalam dosa apapun. Ingat "Adam" manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa karena telah gagal setelah di goda syaitan).

Q.56:62:  Dan sesungguhnya  kamu  telah  mengetahui  penciptaan  yang pertama,  maka mengapakah  kamu  tidak  mengambil  pelajaran  untuk  penciptaan  yang  kedua?

Jadi jelas tujuan dari Al Quran surat 56:62 mengingatkan kembali kepada pembacanya untuk apa tujuan Allah menciptakan lagi manusia (Isa/ figure Yesus)  tanpa bapa ke dalam dunia ini ?

Dengan demikian terjawablah tujuan kehadiran sosok  manusia suci  Yesus Kristus ke dalam dunia ini merupakan "rahmat dari Allah" yaitu "Juru selamat manusia", karena akan memikul dosa semua manusia di dunia  yang mau percaya kepadaNya.

Itulah sebabnya kehadiran Yesus Kristus  (kelahiran sebagai manusia "suci")  ke dalam dunia diperingati pada hari "Natal" setiap tahun bagi mereka yang sudah percaya kepadaNya.

Oleh karena itu "Natal" (kehadiran manusia suci) tidak dirayakan oleh setiap orang.
Tetapi sesungguhnya makna "Natal" (kehadiran manusia suci) untuk semua orang di dunia ini!

Jadi jika sampai saat ini sebagian para pemegang Al Quran  kaum Mumin / Islam  (terutama para pemimpin atau pembesar)  tidak mau mengucapkan "Natal" bagi yang sudah percaya, dengan demikian jelas bahwa yang bersangkutan menolak akan makna "Natal" tersebut !
Apabila para pemimpin/pembesar tersebut mengajarkan hal itu kepada umatnya berarti tanpa disadarinya telah  menyesatkan mereka ! Oleh karena itu nanti pada "hari azab" para pemimpin/pembesar tersebut akan dituntut pertanggung jawaban oleh para pengikutnya di hadapan Tuhan yang "berHak" mengadili manusia (tergambar/tersirat di Q.33:67-68).


Q.33:67
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

Q.33:68
Ya Tuhan kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukkan yang besar".

Jadi Q.33:67-68  merupakan gambaran kelak tuntutan pertanggung jawaban bagi para pemimpin/pembesar yang telah keliru atas pengajarannya selagi masih hidup di dunia.

Isi dari ayat tersebut tidak diherankan sebab "Allah Yang Maha Adil" sudah memberitahukan tentang keadaan dikemudian hari akibat dari diturunkannya Al Quran kepada rasul Mahammad bagi pemegangnya, tersirat di Q.5:68 kalimat terakhir!

Ingat semua pemegang  Al Quran tidak mau membaca / memahami Injil dengan benar, sehingga semua ayat-ayat  Al Quran yang bermakna peringatan/ancaman bagi pembacanya tidak dimengerti, maka ayat-ayat tersebut tidak dihiraukan.
Dimana sifat manusia apabila "tidak merasa bersalah"  maka yang bersangkutan tidak akan takut terhadap ancaman apapun !




Perlu diperhatikan; walaupun anda mengkaji Al Quran dan membaca Injil Kristus tetapi hanya untuk  mencari perbedaan maka jelas hasil kesimpulannya akan bertentangan, jadi kajilah Al Quran dengan mencari persamaan dalam hal yang mendasar yaitu makna hubungan yang tersembunyi antara Al Quran dan  Injil, yang tidak lain tentang satu tokoh yang menyinggung soal Injil tetapi dengan dua nama yang berbeda  ( yaitu nama Isa dan Yesus).
Sebab kalau kita meyakini bahwa Allah itu Esa maka pada hakekatnya  tidaklah mungkin Al Quran  diturunkan  mempunyai cara  yang berbeda terhadap keselamatan manusia di akhirat.

Contoh ayat yang  sangat popular dikalangan umat Mu’min/ Islam yaitu  Q.2:120sehingga umat Mu,min/Islam beranggapan sejak dahulu kaum Yahudi dan Nasrani mereka berhati dengki.


Q.2:120 ; Orang-orang  Yahudi  dan  Nasrani  tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk  (yang sebenarnya)”Dan  sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka  Allah  tidak  lagi  menjadi  pelindung  dan  penolong  bagimu.
Ayat tersebut di Al Quran jika dikaji seadanya tanpa  mendalami kitab  sebelumnya maka para pembaca akan menelan mentah-mentah arti yang nyata dalam ayat tersebut, sehingga para pembacapun akan terpengaruh isi dari ayat tersebut.
Oleh karena itu ayat diatas  kalau ditelan mentah-mentah oleh umat yang membacanya maka dapat membuahkan anti pati terhadap gambaran akan  kaum Yahudi dan Nasrani  sampai sekarang.
Pendapat tersebut bagi setiap orang Mu’min / Islam tidak dapat dipersalahkan karena apapun kesimpulan / keputusannya selagi masih hidup di dunia  “berpedoman tanpa paksaan”.

Dengan demikian sampai kiamat-pun kalau ayat tersebut tidak dipahami dengan bijak maka menjadi sangat sulit bagi umat Mu’min / Islam dari generasi ke-generasi (turun temurun)  untuk lebih dekat / percaya terhadap kaum Yahudi dan Nasrani/Kristen.


Coba kita selidiki ayat di Q.2:120 makna dari setiap kalimatnya:


1-      Orang Yahudi dan Nasrani mereka tidak akan senang kepada kamu jika kamu tidak mengikuti agama mereka

Kalimat tersebut bisa menimbulkan kesimpulan bahwa mereka Yahudi dan nasrani berhati dengki, tetapi perlu diingat dizaman itu di jazirah arab memang hanya ada mayoritas keturunan kaum Yahudi yang kafir terhadap Isa (figure Yesus) dan yang percaya / Nasrani, disaat itu  mereka saling memberitakan Iman kepercayaannya masing-masing, dimana hampir semua sifat manusia kalau kemauannya tidak diikuti maka hati yang bersangkutan pada umumnya tidak akan senang !


2-      Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk  (yang sebenarnya)”.

Kalimat diatas adalah menegaskan bahwa Al Quran’lah  sebagai  petunjuk.  Dimana arti dari petunjuk,  yaitu harus dibaca / dipelajari supaya tahu yang sebenarnya “arah yang dituju”.


3-      Dan  sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka  Allah  tidak  lagi  menjadi  pelindung  dan  penolong  bagimu.


Kalimat diatas kita harus teliti  bahwa suku kata “mereka” tersebut pasti salah satu diantara Yahudi dan Nasrani jadi tidak akan mungkin kedua-duanya diikuti, oleh karana itu dapat dipastikan mereka (yang diikuti) dalam ayat tersebut mengacu pada kaum Nasrani sebab tertulis “setelah pengetahuan datang kepadamu”  yaitu membaca Injil  maka pembaca Al Quran yang juga membaca Injil akan mendapatkan kesamaan di dalam kedua kitab tersebut, yaitu mengenai satu tokoh yang telah diberi kuasa terhadap Sorga dan Bumi, sehingga segala keselamatan terhadap manusia di akhirat sudah diserahkan kepada seorang sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa (gambaran dari Yesus Kristus) dengan demikian jelas bahwa Allah dalam ayat tersebut  tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu!

Oleh karena itu kalau kita tidak mau membaca Injil dengan benar maka kita tidak akan tahu mengapa dalam kalimat di ayat tersebut menekankan dengan kata  “tidak lagi menjadi …..”?
Jadi  jika kita setelah membaca ayat tersebut kemudian menduga kalau orang mengikuti kaum nasrani maka Allah akan marah tidak lagi menolongmu, berarti pemahaman kita sangat keliru.
Sebab berulang-ulang dikatakan dalam Al Quran bahwa Allah Maha Bijaksana dan kitapun mengakui bahwaAllah Maha Bijaksana dengan demikian tidak akan mungkin Allah Yang Maha Bijaksana serta Maha Pengasih dan Pemurah akan kejam tidak mau menolong umatNya.

Karena makna dalam ayat Q.2:120  hanya ringkas adanya, sehingga bagi yang tidak membaca Injil dengan benar akan keliru karena makna yang sesungguhnya akan sulit dipahami.


Oleh karena itu pemahaman dalam ayat Q.2:120  jika ditinjau dengan bijak tentang   hubungan Al Quran dengan Injil maka maknanya akan jelas dengan kesimpulan yaitu;  Jika kamu sudah mendapat petunjuk melalui Al Quran  di Q.5:68 supaya membaca Injil, maka kamu akan mengikuti mereka yaitu  kaum Nasrani, berarti mengikuti mereka atas kemauan sendiri karena setelah pengetahuan datang  kepadamu dari kitab Injil bahwa Yesus Kristus telah diberikan oleh Allah “segala kuasa Sorga dan Bumi” dan kamu akan lebih yakin bahwa Al Quran surat 3:45 menegaskan kembali hal tersebut,  dimana sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa Putera Maryam hanya seorang saja yang terkemuka dunia dan akhirat, dengan demikian kamu akan sadar  bahwa sejak itulah (600 tahun sebelum Al Quran diturunkan)  Yesus Kristus mulai  menjadipenolongmu. Maka 600 tahun kemudian Al Quran  mengingatkan kembali bahwa Allah tidak lagi menjadi  pelindung dan penolong bagimukarena segala kuasa termasuk keselamatan jiwa’mu (manusia) di akhirat sudah “di tangan Yesus Kristus”, oleh karena itu Dia disebut Juru Selamat manusia.

Itulah penjabaran panjang lebar yang ditinjau dari “hubungan tersembunyi”  antara Al Quran dan Injil, jadi tidak heran kalau ada orang mengatakan bahwa: “Al Quran ringkasan dari Injil”.

Jadi kesimpulan dari Q.2:120 jika ditinjau dari hubungan antara Al Quran dan Injil:

Kalimat 1: Sifat manusia kalau tidak tercapai akan kecewa / “tidak akan senang”.

Kalimat 2: “Petunjuk” dari Allah adalah Al Quran, dimana salah satu ayatnya (Q.5:68) himbauan untuk membaca Injil.

Kalimat 3: Kalau  “mengikuti” salah satu dari mereka yaitu kaum nasrani atas kesadaran pribadinya dikarenakan sudah mendapatkan “pengetahuan” dari kitab Injil bahwa  Allah tidak lagi menjadi penolong karena segala kuasa atas keselamatan semua manusia yang ada di bumi menuju ke akhirat sudah diberikan kepada Yesus Kristus (Isa di Al Quran).


Itulah salah satu ayat Mutasyabihaat (Q.2:120), dimana ayat Mutasyabihaat jika diyakini  tanpa dipelajari terlebih dahulu secara mendalam maka yang bersangkutan akan menggunakan ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah,  ironisnya hal itu sudah ditegaskan di Q.3:7.

Penjabaran diatas berdasarkan pemahaman bahwa “Al Quran menegakkan  kebenaran  yang berarti: kebenaran terdahulu (yang sudah ada) ditegakkan kembali, jadi harus diingat  Al Quran bukan menegakkan kesalahan !!!

Oleh karena itu tulisan dalam blog ini merupakan fakta adanya “hubungan tersamar” antara ayat-ayat tertentu di dalam Al Quran  terhadap sebagian dari ayat-ayat yang terdapat di dalam kitab sebelumnya yaitu kitab Injil.
Dimana ayat-ayat tersebut bertujuan membenarkan kitab sebelumnya dan hal itu sudah ditegaskan dalam Al Quran surat 12 YUSUF:111.


Q.12 YUSUF : 111 yaitu; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.


Sekalipun pembaca blog ini tidak mau mengakui adanya fakta “hubungan tersamaryang bertujuan membenarkan kitab sebelumnya (Injil)berarti pembaca telah mendustakan ayat-ayat di dalam Al Quran yang mengandung makna tersebut.
Hal itupun tidak diherankan sebab “Allah Yang Maha Tahu” sehingga sudah memprediksikan akan isi hati dan pikiran pembaca Al Quran dikemudian hari (tersirat diQ.69:49).


Q.69:49
Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).


Jadi jelas ayat diatas menimbulkan suatu pertanyaan: Ayat  apa dalam Al Quran  yang didustakan oleh pembacanya?


Jawabnya: Tanpa sadar bahwa ayat  Al Quran yang didustakan  oleh pembacanya  adalah ayat  yang membenarkan kisah nyata kehidupan terhadap figur “manusia suci” yang terdapat  pada kitab sebelumnya (yaitu:  “Injil Kristus”).




Perlu dipahami lagi !

Sejak  Al Quran diturunkan, kemudian kisah nabi pembawa Injil tidak memakai nama asli (Yesus Kristus yang sudah tertulis 600 tahun sebelum ada Al Quran) maka hampir semua  pembaca Al Quran terpola dalam pikirannya bahwa sosok nabi dengan nama Isa hanya gambaran seorang manusia biasa saja seperti kita.
Sehingga semua pembaca Al Quran sulit untuk mengakui bahwa sejak bangkit, sekarang  dan nanti  Yesus Kristus  sudah disebut  “Tuhan dan juru selamat manusia”,  jadi jelas  mulai saat itulah  terjadinya penyangkalan / penolakan untuk menyebut "Yesus Kristus Tuhan"!
Jadi tidak heran sampai dengan hari ini penyangkalan / penolakan tersebut hanya datang dari  para pemegang kitab Al Quran saja !

Penyangkalan tersebut tidak dapat disalahkan semata bagi pembacanya, sebab dalam Al Quran berisi pernyataan dari “Isa” sendiri  tentang larangan dirinya  untuk disembah, yaitu  “Isa” berkata: bahwa aku hanya hamba sama seperti kamu.

Jadi pernyataan “Isa” tersebut memang benar dan nyata bahwa apa yang tertulis dalam Al Quran  merupakan jejak rekam dari  perkataan  Yesus Kristus sendiri  kepada salah seorang muridNya yaitu Yohanes, yang tertulis dalam kitab Wahyu.22:9, sebuah  kesaksian dari kisah nyata yang memang dialami oleh Yohanes sendiri.

Disinilah bagi semua orang yang membaca Al Quran, jika menelan mentah-mentah pernyataan dari “Isa” sendiri yang  tertulis di Al Quran atau perkataan dari “Yesus Kristus” sendiri yang tertulis di kitab Wahyu.22:9, maka jelas bagi orang Mu’min / Islam yang hanya baca Al Quran menjadi  tidak mau bahkan menolak mentah-mentah untuk menyembah Yesus Kristus, begitu pula orang Kristen-pun banyak yang bingung akan pernyataan yang dikatakan Yesus Kristus sendiri dalam kitab Wahyu di ayat tersebut !

Jadi  ketidak pahaman tentang  hal itu tidak perlu diherankan sebab hampir semua orang apapun agamanya kalau membaca kitab suci hanya mengandalkan pikirannya sendiri yang tidak lain hanya dari sudut pandang dunia nyata saja, sehingga sulit untuk membedakan antara yang zhahir dan yang bathin.


Coba kita perhatian tentang pernyataan “Isa” di Al Quran dan perkataan Yesus Kristus di kitab Wahyu:

1. Pernyataan  dari  Isa  yang tertulis di Al Quran memang sama dengan apa yang dikatakan Yesus  bahwa diriNya  tidak boleh disembah, berarti kesaksian  oleh  Yohanes di kitab Wahyu  dibenarkan dalam kitab  Al Quran.
Itulah salah satu bukti kebenaran isi dari Al Quran surat 12:111, yaitu; ... . Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya........ .

2.  Inilah yang perlu dipahami, bahwa memang pernyataan Isa di Al Quran terlebih dahulu sudah dikatakan oleh Yesus Kristus (600 tahun sebelum ada Al Quran).  Tetapi perkataan tersebut waktu itu diucapkan kepada Yohanes pada saat  roh jiwanya dibawa malaikat untuk bertemu Yesus Kristus  yang posisiNya  sudah berada di Sorga, sehingga pada saat Yohanes tersungkur di depan kaki malaikat untuk menyembahNya, maka Yesus Kristus-pun berkata melarang diriNya untuk disembah, sebab di Sorga  disisi  "Dia(Yesus)"   ada   "Allah Yang Maha Tinggi”!
Ket: Mengapa  Yohanes tersungkur / terjatuh ? )
( Sebab tidak layak baginya untuk mendekati Yesus Kristus yang sudah berada di Sorga Yang Maha Suci )

Contoh ilustrasi : Jika anda seorang warga suatu daerah kemudian diundang oleh seorang gubernur yang bersangkutan untuk datang ke “Istana Negara”, disaat anda sampai di Istana kemudian berjumpa dengan gubernur  tersebut (yang telah "berjanji") untuk melakukan hormat kepadanya, maka jelas gubernur tersebut  berkata untuk melarang anda hormat kepadanya karena saat itu  di  “Istana Negara”  ada sosok “Presiden” yang lebih tinggi jabatannya.


Itulah ilustrasi yang menggambarkan mengapa Yesus melarang diriNya untuk disembah, jadi kalau kita asal baca saja semua kitab tanpa didasari hati yang tulus dan teliti maka kita tidak memahami  kebenaran dari duduk persoalan yang  sebenarnya nyata.

Jadi pada waktu itu kalimat tersebut yang diucapkan  “Yesus Kristus”, membuktikan kebenaran bahwa Yesus Kristus  telah diberikan kuasa di dunia dan akhirat yaitu berkuasa terhadap roh jiwa setiap manusia (disaat ajal)  untuk dibawa ke-tempat yang dijanjikanNya / di akhirat  (tertulis di Matius.28:18 Yohanes.14:3 serta tersirat di Q.3:45Q.23:29).Tentang perkataan tersebut jika memang ucapan dari Yesus Kristus  sendiri yaitu "melarang diriNya disembah"  hal itupun merupakan "pemberitahuan tersamar" bahwa :  Adanya  dua oknum yaitu  “keberadaan   Dia / Tuhan  dan adanya keberadaan Allah Sang Haliq” tersirat di Q.7:206Q.26:213.

Dengan demikian yang tertulis di Al Quran bahwa “Isa” berada disisi Allah karena dia saja yang tahu hari kiamat (Q.31:34 - Q.43:61) yaitu untuk membenarkan bahwa Yesus Kristus berada di sebelah kanan Allah Bapa di sorga.

Oleh karena itu kesaksian Yohanes di kitab Wahyu bermakna nubuat / yang akan terjadi dan untuk membuktikan pesan dan "janji" yang pernah dikatakan  Yesus Kristus pada saat "Dia" masih hidup berdampingan dengan manusia di dunia nyata / alam zhahir.
(di Yohanes 14:1-3) :
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.

Jadi jelas  bagi orang yang sudah paham akan kedua kitab tersebut, berpendapat bahwa: sebagian ayat ayat penting dalam Al Quran yang menyinggung tentang “isa” (gambaran Yesus) tidak bertentangan dengan Injil.



Akan tetapi karena semua ayat Al Quran yang bertujuan membenarkan isi dari Injil (kitab sebelumnya) bersifat samar-samar yaitu tertulis hanya sepenggal saja kalimat dari ayat Injil, maka bagi umat yang tidak mau membaca Injil, ayat-ayat tersebut bisa menimbulkan kekeliruan dan bisa menimbulkan keraguan bahkan menyangkal atau kafir kepada Tuhan Yesus Kristus.

Hal itu tidak diherankan sebab sudah tersirat di dalam Al Quran  di Q.5:68; Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) akan menambah kedurhakaan dan kekafiran…. .



Jadi yang perlu dipahami bahwa
setelah Al Quran beredar keseluruh dunia, dari awalnya

"nama nabi pembawa Injil" tidak ditulis dengan "nama aslinya".
Maka mulai saat itulah timbul sebuah dilemma bagi hampir semua orang yang hanya membaca Al Quran saja.
Sehingga memperdebatkan lagi
 "siapa Tuhanmu !"
Bukan siapa Allahmu yang dipermasalahkan !

Dengan demikian kalau semua orang memahami begitu pentingnya
arti yang "HAK" dari sebuah nama disaat menyebut statusnya,
maka perdebatan antara Al Quran dan Injil tidak akan pernah terjadi lagi !

Sebab jelas sejak Al Quran diturunkan sampai hari ini bahwa ;
nama "Isa Al Masih" hanya untuk nama seseorang dalam "kisah manusia suci" / nabi pembawa Injil.
Sedangkan sekarang dan nanti nama  "Yesus Kristus" sebutan untuk nama Tuhanmu !

Oleh karena Al Quran kitab yang Hak maka cerita tentang
Isa Al Masih tidak mungkin sama dengan kisah Yesus Kristus
Sebab Allah Maha Tahu kepada nama siapa yang berhak di sebut “Tuhan”.

Itulah sebabnya kita harus tahu;
Siapa nabi Isa dalam Al Quran !  Siapa Yesus Kristus dalam Injil !
Kalau tidak tahu maka semua orang jadi bingung dan bertanya-tanya.
Mengapa Allah Yang Maha Bijaksana, hubungan umatNya (Islam-Kristen)
sampai dengan hari ini saling berseteru setelah Al Quran diturunkan ?



Mulai saat ini kami "ingatkan" ( mohon maaf).
Bahwa semua para pemegang Kitab Suci masing-masing ( pemegang Injil dan pemegang Al Quran) hanya tahu Kitabnya saja !
Dimana sifat manusia: 
"Akulah yang paling benar !"
Akibatnya :
Sekarang ini banyak manusia yang emosi akibat ter pancing oleh tipu muslihat "orang kafir di zaman dulu" sehingga kerjanya berdebat terus...terus....terus dari generasi sampai generasi berikutnya tanpa henti, hanya untuk mempertahankan pendapatnya.
.

Sekarang ini tanpa sadar banyak manusia yang tertipu, karena menelan mentah-mentah sehingga termakan tipu muslihat "orang kafir di zaman dulu", yang berakibat mereka tanpa sadar telah kafir / menyangkal Tuhannya sendiri !


Jadi sekalipun Pembesar / pemuka dari agama apapun kalau masih memandang bahwa kedua Kitab Al Quran dan Injil bertentangan, berarti mereka belum memahami apa yang ada dalam Kitabnya masing-masing.

Sehingga mereka masih ter kecoh akan realita dari makna yang ada dalam masin-masing Kitab-kitab tersebut, terutama jika mereka membandingkan antara Kitabnya dengan Kitab yang lainnya.

Jadi kalau kita tidak memahami isi dan sejarah dari setiap Kitab yang bersangkutan, maka janganlah kita berkomentar jelek tentang kebenaran Kitab apapun.

Apalagi kalau kita tidak pernah membacanya untuk dipelajari / dianalisa lebih mendalam, dan bukan untuk dibanding-bandingkan mencari kekurangan, sebab Allah pun Maha Pengasih tidak pernah membanding-bandingkan siapapun manusia dan Kitab yang di yakini nya (tersirat di Q.5:69).
.
Oleh karena itu sampai kapanpun dan apapun agamanya, kalau orang memandang Kitab orang lain dari sudut pandang Kitabnya sendiri, maka tidak dapat menemui titik temu !


Sekali lagi kami ingatkan !
Dimana semua Kitab diturunkan sesuai zaman nya,
karena "Allah Maha Tahudan "Allah Maha Bijaksana",
jadi Allah menurunkan semua Kitab-kitabNYA tidak mungkin bertujuan akan membuat kelompok manusia di kemudian hari saling berdebat apalagi bermusuhan !

Akan tetapi, ironisnya yang terjadi sekarang ini akibat dari :
"Manusia yang Terlampau Tahu "

Sehingga hampir setiap orang pemegang Kitab, hanya membenarkan ayat-ayat dalam Kitabnya masing-masing, maka berakibat "Fanatisme diri" masing-masing.

Dengan demikian apabila masih ada manusia yang meremehkan Kitab orang lain berarti meremehkan juga Kitabnya sendiri.
.
Ingat "Sifat ALLAH MAHA BIJAK" tidak berubah dari awal sampai kini !

Begitu pula "Sifat Syaitan tidak berubah dari dulu, raja bohong, dan penyesat manusia sampai kini !
(ditegaskan di Q.25:29)

Oleh karena itu kita harus hati-hati dalam membaca Kitab Suci.


Karena Allah sudah menegaskan dalam KitabNYA, bahwa hanya satu tokoh saja pemeran "EPISODE PENYALIBAN " memang harus menjadi suatu momok
" perbantahan " sejak zaman dahulu.


Jadi sekarang ini kita harus sadari apakah kita termasuk para pemeran tokoh
dari kisah yang bersambung tersebut ?

Dimana saat ini, kita sedang memasuki lintasan


"EPISODE PERBANTAHAN".


Hal itu memang sudah terperediksikan, sehingga tergambar secara tertulis
sejak zaman dahulu di:
Injil Lukas. 2 : 34
Yaitu : ..... "Sesungguhnya anak ini (Yesus).....
.........untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan

600 tahun kemudian
Al Quran. 19 : 34, menegaskan lagi bahwa apa yang tertulis di
Injil Lukas 2 : 34 telah terjadi !

Q.19:34: Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantah tentang kebenarannya.

Jadi kalau kita sudah mengerti makna dari kedua Kitab tersebut,
maka kita akan menyimpul kan bahwa Injil dan Al Quran
tidak saling bersinggungan.
Sebab : zaman nya saja sudah berbeda.


Injil berisi Kisah Nyata Peristiwa dari "satu tokoh".
Al Quran berisi cerita akan situasi dari "banyak tokoh", yang tergambar :Q.4:157
Tentang keadaan di zaman itu sudah ada "orang-orang yang berbantah-bantahan"
akan peristiwa penyaliban yang telah berlalu 600 tahun silam.


Kebenaran dari kedua Kitab tersebut nyata.
Sebab masing-masing Kitab mengandung sejarah kehidupan akan keyakinan manusia terhadap kuasa Allah, di sekitar wilayah dimana isi Kitab yang bersangkutan ditulis, sesuai dengan zaman nya masing-masing.
Akan tetapi karena sifat ego dari manusia, sehingga tidak mau tahu
duduk dari persoalan tersebut yang sebenarnya.

Coba kita pikirkan sejenak !

Kebenaran Al Quran ayat 4:156-157 dengan nyata membuktikan bahwa
di zaman dulu saja di saat Al Quran di turunkan, yaitu 600 tahun setelah
peristiwa penyaliban, sudah banyak orang-orang yang menyangkal
peristiwa tersebut !!!

Apalagi sekarang ini !

dimana jelas waktu sudah bertambah, maka seiring dengan berjalannya waktu pasti semakin bertambah juga anak cucu Adam yang menyangkal
peristiwa penyaliban !!!!!


Jadi jangan heran kalau di zaman sekarang ini

" EPISODE PENYALIBAN "

tetap menjadi bahan " PERDEBATAN "
yang di lakukan oleh banyak orang di seluruh dunia /
INTERNASIONAL !

.
Sekali lagi mohon maaf sebelumnya.
Kalau Anda-anda mau memahami itu semua, silahkan kunjungi Blog kami yang telah tersedia.
.
Tetapi perlu kami ingatkan !
Blog kami bukan pelajaran agama !

Jadi hanya orang yang berAkal dan berjiwa besar serta dilandasi fitrah diri, yang kami tawarkan untuk berkunjung ke Blog kami.

Kalau sudah siap dan mau tahu lebih jelas,
kunjungi :







Terima kasih atas kesempatan anda membaca tulisan ini.
Tulisan ini kami sajikan bukan untuk bahan perdebatan !
Akan tetapi sebagai bahan pemikiran yang berdasarkan kenyataan.

Sebab, memang kenyataan itu lah yang ada dalam Kitab Anda masing-masing.

Ref: Al Quran Dept Agama RI 1982 & Injil (LAI 1971).

©2006 siapa Isa

Penulis


(SF62)


Minggu, Januari 10, 2010


Last updated / correction text : --